BERITA MALUKU. Sebanyak 28 provinsi dari seluruh Indonesia berkompetisi dalam lomba bertutur untuk kategori anak, yang merupakan salah satu dari 12 kategeori mata lomba yang diperlombakan dalam Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) Katholik Nasional I, berlangsung dalam suasana khidmat di gedung Kristen Center, Senin (29/10).
PC lomba bertutur kitab suci, menurut Adison Siombong, dilaksanakan dalam dua sesi, yaitu sesi pertama mulai dari pukul 09.00 WIT - 13.00 WIT dengan 14 peserta, sedangkan sesi kedua mulai dari pukul 15.00 - selesai dengan 14 peserta.
"Sehingga total peserta yang mengikuti lomba Bertutur Kita Suci berjumlah 28 peserta dari 28 provinsi," ujar Siombing kepada awak media disela-sela perlombaan.
Dikatakan, dalam pelaksanaan lomba setiap peserta yang akan pentas hanya dipanggil sesuai nomor urut. Hal ini dimaksudkan agar tidak ada keberpihakan dalam penilaian dewan juri.
"Yang mengetahui peserta dari daerah mana hanya panitia, semua peserta hanya dipanggil sesuai nomor urut. Hal ini dimaksudkan supaya tidak terjadi keberpihakan dalam penilaian, mengingat juri yang dipercayakan ini ada dari Bali, Manado dan Jakarta, dan jika mereka tau bisa saja tentu akan ada pemikiran yang negatif dari daerah lain, dan tentu kita mencegah hal tersebut," tuturnya.
Dijelaskan, setiap peserta berhak memilih satu topik kitab suci untuk dibawakan dengan renstra waktu 15 menit, dan kemudian dinilai oleh dewan juri.
"Jadi juri menilai bagaimana peserta membawakan cerita isi kita suci
dengan bahasa mereka sendiri, penghayatan, cara penyamapaian, sehingga penonton (audens) bisa mengerti dan memahami dengan baik," ucapnya
Ditanya mengenai pengumuman, kata Siombing akan diumumkan bersamaan dengan semua mata lomba, pada saat acara penutupan Pesparani 2 November mendatang.
PC lomba bertutur kitab suci, menurut Adison Siombong, dilaksanakan dalam dua sesi, yaitu sesi pertama mulai dari pukul 09.00 WIT - 13.00 WIT dengan 14 peserta, sedangkan sesi kedua mulai dari pukul 15.00 - selesai dengan 14 peserta.
"Sehingga total peserta yang mengikuti lomba Bertutur Kita Suci berjumlah 28 peserta dari 28 provinsi," ujar Siombing kepada awak media disela-sela perlombaan.
Dikatakan, dalam pelaksanaan lomba setiap peserta yang akan pentas hanya dipanggil sesuai nomor urut. Hal ini dimaksudkan agar tidak ada keberpihakan dalam penilaian dewan juri.
"Yang mengetahui peserta dari daerah mana hanya panitia, semua peserta hanya dipanggil sesuai nomor urut. Hal ini dimaksudkan supaya tidak terjadi keberpihakan dalam penilaian, mengingat juri yang dipercayakan ini ada dari Bali, Manado dan Jakarta, dan jika mereka tau bisa saja tentu akan ada pemikiran yang negatif dari daerah lain, dan tentu kita mencegah hal tersebut," tuturnya.
Dijelaskan, setiap peserta berhak memilih satu topik kitab suci untuk dibawakan dengan renstra waktu 15 menit, dan kemudian dinilai oleh dewan juri.
"Jadi juri menilai bagaimana peserta membawakan cerita isi kita suci
dengan bahasa mereka sendiri, penghayatan, cara penyamapaian, sehingga penonton (audens) bisa mengerti dan memahami dengan baik," ucapnya
Ditanya mengenai pengumuman, kata Siombing akan diumumkan bersamaan dengan semua mata lomba, pada saat acara penutupan Pesparani 2 November mendatang.