Peran Serta Ikatan Keluarga Alumni Lemhanas Memperat Jiwa Kebangsaan

HUT 40 Tahun IKAL dihadiri sejumlah pemimpin negeri, antara lain Wakil Presiden Jusuf Kalla, Ketua MPR RI Zulkifli Hasan, Menko Polhukam Wiranto, Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian. (Foto dokumen Telaah Strategis).

Jakarta, Info Breaking NewsLembaga Pertahan Nasional Republik Indonesia (Lemhanas) RI yang merupakan instuisi strategis, secara priodik telah memberikan bekal ilmu sebagai mentor ditengah masyarakat luas, guna memperkuat rasa kebangsaan ditengah keberagaman etnis, kultur budaya dan agama. 

Demokrasi Sehat, Negara Kuat dalam berbangsa dan bernegara itulah yang menjadi topik utama acara puncak HUT 40 Tahun Ikatan Alumni Lemhanas (IKAL) belum lama ini di Jakarta.

Diihadiri sekitar dua ribu lebih alumni Lemhannas dari berbagai daerah antara lain seperti Papua, Yogyakarta, Jawa Timur, Maluku, Sulawesi Tengah, Aceh Utara, Jawa Tengah, Sulawesi Utara, Jawa Barat, Banten dan Jakarta, tetapi juga dihadiri sejumlah pemimpin negeri, antara lain Wakil Presiden Jusuf Kalla, Ketua MPR RI Zulkifli Hasan, Menko Polhukam Wiranto, Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian.

Temu akbar Ikatan Keluarga Alumni Lemhannas (IKAL) dalam rangka puncak HUT Pancawindu IKAL itu mengangkat tema Demokrasi Sehat, Negara Kuat berlangsung di Balai Samudera Jakarta, (26/03/2018). Ada tiga gubernur yang hadir, yaitu Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) Letjen TNI (Pur) Agus Widjojo, Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara), Dr. H. Irianto Lambrie, dan Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Syahrul Yasin Limpo.

Ketum APKOMINDO Ir. Soegiharto Santoso alias Hoky (paling kanan) bersama Dr. Ir. Mustafa Abubakar, Ir. Dasono Manurung, Komjend Pol. (P) Drs. Togar M. Sianpar dan Vincent Suriadinata SH berfoto bersama di acara HUT 40 Tahun Ikatan Keluarga Alumni Lemhanas (IKAL). (Foto dokumen Telaah Strategis)
Dalam kesempatan ini Gubernur Lemhannas Letjen TNI (Pur) Agus Widjojo menekankan Lemhannas memberikan semangat reformasi kepada para peserta didik agar mampu bersaing dengan dirinya sendiri dan juga dengan rekan-rekannya. "Hal ini karena ke depan, orang semakin individualistis sehingga perlu diimbangi secara sadar untuk membangun kerjasama," Jelasnya.

Oleh karena itu, menurut Agus Widjojo, penilaian akan ditentukan pada penilaian substansi. Di mana pustalarya dari Lemhannas tetap pada konsensus kebangsaan dan kebhinnekaan, UUD 1945, NKRI, Bhinneka Tunggal Ika. Kemudian, penilaian antara kepribadian dan akademik tidak disatukan. Karena kedua hal itu sulit untuk disatukan, artinya apabila seseorang penampilannya menarik namun akademiknya kurang apabila disatukan, maka nilai akademiknya menjadi penting.

"Aspek akademik dan kepribadian inilah yang dipisahkan. Perubahan kepribadian begitu banyak lagi bagi para tutor dan pembimbing untuk mampu mengidentifikasi sifat-sifat kepribadian yang ada pada para peserta. Hal itulah yang diharapkan, menjadi catatan bagi para institusi dan pimpinan," kata Gubernur Lemhannas.

IrSoegiharto Santoso bersama Jenderal TNI Purnawirawan Agum Gumelar.
Berwatak Pejuang

Sementara itu Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara), Dr. H. Irianto Lambrie menegaskan, alumni Lemhannas berawatak pejuang dan membela Pancasila. Tidak ada kata kompromi terhadap pihak yang merongrong Pancasila dan NKRI, katanya sambil mengajak seluruh alumni Lemhannas di Kaltara untuk menjadi agen pemersatu bangsa.

"Saya mengingatkan, sehubungan dengan pesta demokrasi yang tengah bergulir saat ini, anggota IKAL dituntut netral. Atribut IKAL tidak diperkenankan untuk mendukung salah satu pasangan calon," ujarnya.

Selain itu, katanya, TNI dan Polri untuk tetap solid, jangan sampai terpecah. Karena, soliditas TNI/Polri sangat menentukan keutuhan bangsa ini, tandasnya. Dia juga menekankan pentingnya pesan Wakil Presiden H. M. Jusuf mengenai kader bangsa dan leadership. Menurut Irianto Lambrie, Indonesia harus memandang dan menyesuaikan diri dengan perkembangan dunia saat ini.

Berbagai tantangan harus dihadapi. Ada dua tantangan yang harus diwaspadai, yaitu percepatan dan perubahan sistem ekonomi dunia. Indonesia tak lagi berhadapan dengan Cold War, tetapi Hot War. Peran Information Technology (IT)

 menjadi bagian hidup seseorang, tapi juga mampu menjadi alat peperangan sebuah bangsa. Untuk itu, masyarakat Indonesia, tak terkecuali Kaltara harus mempersiapkan diri dengan baik untuk menghadapi dua tantangan pokok itu.

"Sesuai arahan Wapres, saya berharap masyarakat Kaltara dapat bersatu dengan modal kuat untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Itu merupakan pondasi dasar keutuhan negara ini," kata Irianto seraya meminta agar TNI dan Polri juga harus diperkuat keberadaannya, karena ada beberapa ancaman keutuhan bangsa yang tak dapat diselesaikan dengan jalan perdamaian, tapi butuh operasi militer.

"Untuk itulah, Kaltara selalu mendukung penuh percepatan pembentukan kekuatan TNI/Polri," imbuhnya.

Adapun Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo (SYL) menjelaskan, IKAL Komisariat Provinsi Sulsel memiliki arti tersendiri di Sulawesi Selatan. Kemandirian daerah menjadi sangat penting, maka hubungan kerjasama perdagangan antara provinsi dan daerah menjadi harapan untuk perkembangan perekonomian ke depan.

"Kita implementasikan agar kebijakan di tataran itu betul-betul menunjukkan keberpihakan. Kalau kita pakai ilmu ekonomi, banyak daerah yang tidak bisa berkembang, karena itu harus ada keberpihakan," jelasnya.

Dari Sulsel juga turut hadir dalam acara reuni akbar IKAL adalah Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Sulsel, M. Iqbal Suhaeb dan Kepala Badan Diklat Provinsi Sulawesi Selatan Imran Jausi.

Gugusan kenangan bisa bercerita dalam aneka foto. Meski semua tahu bahwa tidak ada pesta yang tak pernah usai, demikian pula dalam acara-acara reuni ini dalam rangka puncak HUT Pancawindu IKAL tahun 2018 di Balai Samudera, Jakarta, (26/3/2018), yang mengangkat tema Demokrasi Sehat, Negara Kuat.

**Dicuplik dari Majalah TELAAH STRATEGIS Edisi 138, Juni 2018.

+++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Ini tulisan utk Caption foto2 nya:
Ketum APKOMINDO Ir. Soegiharto Santoso alias Hoky (paling kanan) bersama Dr. Ir. Mustafa Abubakar, Ir. Dasono Manurung, Komjend Pol. (P) Drs. Togar M. Sianpar dan Vincent Suriadinata SH berfoto bersama di acara HUT 40 Tahun Ikatan Keluarga Alumni Lemhanas (IKAL). (Foto dokumen Telaah Strategis)

HUT 40 Tahun IKAL dihadiri sejumlah pemimpin negeri, antara lain Wakil Presiden Jusuf Kalla, Ketua MPR RI Zulkifli Hasan, Menko Polhukam Wiranto, Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian. (Foto dokumen Telaah Strategis).

Ir. Soegiharto Santoso bersama Jenderal TNI Purnawirawan Agum Gumelar. (Foto dokumen Info Breaking News).

Acara puncak HUT 40 Tahun IKAL. (Foto dokumen Info Breaking News).

menjadi bagian hidup seseorang, tapi juga mampu menjadi alat peperangan sebuah bangsa. Untuk itu, masyarakat Indonesia, tak terkecuali Kaltara harus mempersiapkan diri dengan baik untuk menghadapi dua tantangan pokok itu.

"Sesuai arahan Wapres, saya berharap masyarakat Kaltara dapat bersatu dengan modal kuat untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Itu merupakan pondasi dasar keutuhan negara ini," kata Irianto seraya meminta agar TNI dan Polri juga harus diperkuat keberadaannya, karena ada beberapa ancaman keutuhan bangsa yang tak dapat diselesaikan dengan jalan perdamaian, tapi butuh operasi militer.

"Untuk itulah, Kaltara selalu mendukung penuh percepatan pembentukan kekuatan TNI/Polri," imbuhnya.

Adapun Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo (SYL) menjelaskan, IKAL Komisariat Provinsi Sulsel memiliki arti tersendiri di Sulawesi Selatan. Kemandirian daerah menjadi sangat penting, maka hubungan kerjasama perdagangan antara provinsi dan daerah menjadi harapan untuk perkembangan perekonomian ke depan.

"Kita implementasikan agar kebijakan di tataran itu betul-betul menunjukkan keberpihakan. Kalau kita pakai ilmu ekonomi, banyak daerah yang tidak bisa berkembang, karena itu harus ada keberpihakan," jelasnya.

Dari Sulsel juga turut hadir dalam acara reuni akbar IKAL adalah Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Sulsel, M. Iqbal Suhaeb dan Kepala Badan Diklat Provinsi Sulawesi Selatan Imran Jausi.

Gugusan kenangan bisa bercerita dalam aneka foto. Meski semua tahu bahwa tidak ada pesta yang tak pernah usai, demikian pula dalam acara-acara reuni ini dalam rangka puncak HUT Pancawindu IKAL tahun 2018 di Balai Samudera, Jakarta, (26/3/2018), yang mengangkat tema Demokrasi Sehat, Negara Kuat.

Beriata ini sebelumnya telah diterbitkan Majalah TELAAH STRATEGIS Edisi 138, Juni 2018. *** Hoky & Vincent.


Subscribe to receive free email updates: