Mataram, Info Breaking News - Dampak gempa bumi 7 skala richter (SR) yang mengguncang wilayah di Nusa Tenggara Barat (NTB), Minggu (5/8) pukul 18.46 WIB memberikan dampak yang luas. Berdasarkan siaran pers dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), hingga Senin (6/8) pukul 02.30 WIB, tercatat 82 orang meninggal dunia, ratusan orang luka-luka, dan ribuan rumah mengalami kerusakan. Ribuan warga mengungsi ke tempat yang aman.
Aparat gabungan terus melakukan evakuasi dan penanganan darurat akibat gempa bumi.
Daerah yang terkena dampak paling parah adalah Kabupaten Lombok Utara, Lombok Timur, dan Kota Mataram.
Berdasarkan laporan dari BPBD Provinsi NTB, sebanyak 65 korban meninggal berasal dari Kabupaten Lombok Utara, Lombok Barat 9 orang, Lombok Tengah 2 orang, Kota Mataram 4 orang, dan Lombok Timur 2 orang. Sebagian besar korban meninggal akibat tertimpa bangunan yang roboh.
Di saat penanganan darurat dampak gempa 6,4 SR yang terjadi Minggu (29/7) masih berlangsung, terutama di Kabupaten Lombok Utara dan Lombok Timur, tiba-tiba masyarakat diguncang gempa dengan kekuatan yang lebih besar. Masyarakat panik dan berhamburan di jalan-jalan dan bangunan dan rumah yang sebelumnya sudah rusak akibat gempa sebelumnya menjadi lebih rusak dan roboh. Apalagi ada peringatan dini tsunami yang membuat masyarakat makin panik dan trauma, sehingga mereka mengungsi di banyak tempat.
Korban luka-luka banyak yang dirawat di luar puskesmas dan rumah sakit karena kondisi bangunan yang rusak. Selain itu gempa susulan terus berlangsung. Hingga 22.00 WIB, Minggu malam, terjadi 47 kali gempa susulan dengan intensitas gempa yang lebih kecil. BMKG menyatakan bahwa gempa 7 SR adalah gempa utama (main shock)dari rangkaian gempa sebelumnya. Artinya, kecil kemungkinan akan terjadi gempa susulan dengan kekuatan yang lebih besar.
Tim SAR gabungan masih terus melakukan evakuasi dan penyisiran. Kondisi malam hari dan sebagian komunikasi yang mati menyebabkan kendala di lapangan. Diperkirakan korban terus bertambah. Jumlah kerusakan bangunan masih dilakukan pendataan.
Kepala BNPB Willem Rampangilei bersama jajaran BNPB telah tiba di Lombok Utara menggunakan pesawat khusus dari Bandara Halim Perdanakusuma. Tambahan bantuan logistik dan peralatan segera dikirimkan. Sebanyak dua helikopter untuk mendukung penanganan darurat dikirimkan.
BNPB terus mendampingi pemerintah daerah, baik provinsi maupun kabupaten/kota terdampak. Penanganan darurat terus dilakukan. BNPB bersama BPDB, TNI, Polri, Basarnas, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Kesehatan, Kementerian Sosial, Kementerian BUMN, SKPD, NGO, relawan dan lainnya terus melakukan penangan darurat. TNI memberangkatkan tambahan pasukan dan bantuan, khususnya bantuan kesehatan, yaitu tenaga medis, obat-obatan, logistik, tenda dan alat komunikasi.
Fokus utama saat ini adalah pencarian, penyelamatan, dan pertolongan kepada masyarakat yang terdampak gempa serta pemenuhan kebutuhan dasar. Kebutuhan mendesak saat ini adalah tenaga medis, air bersih, makanan, selimut, tikar, tenda, makanan siap saji, layanan trauma healing, dan kebutuhan dasar lainnya.
Kegiatan belajar mengajar di sekolah di wilayah Lombok Utara, Lombok Timur, dan Mataram, diliburkan pada hari ini, Senin (6/8) karena dikhawatirkan bangunan sekolah membahayakan siswa. Petugas akan mengecek kondisi bangunan sekolah.*** Edward Supusepa.