Sihar di depan warga di Batubara |Foto: Istimewa |
BATUBARA - Kedatangan Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Sumatera Utara (Sumut) Sihar Sitorus, Rabu (28/2) disambut dengan antusiasme yang sangat tinggi oleh warga Desa Simodong, Kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batubara. Hal itu dikarenakan, warga merasa yakin sosok Sihar dan Cagub Sumut Djarot Saiful Hidayat mampu memberikan perubahan bagi Sumut yang lebih baik. Hal tersebut diungkapkan oleh Pabet Nababan selaku tokoh masyarakat yang mewakili warga.
Pabet mengatakan, warga tak mengenal pasangan calon (Paslon) lain selain Djarot-Sihar (Djoss) dalam Pilkada Sumut Juni 2018 mendatang.
Ia pun menyatakan, tak ada kata lain selain memenangkan Paslon yang diusung PDI Perjuangan dan PPP itu. "Kami doakan dan kami akan menangkan Sihar Sitorus menjadi Wagub Sumut yang mendampingi Pak Djarot memimpin Sumut ini," ungkap Pabet.
Dalam kesempatan tersebut, di hadapan Sihar dan calon Bupati Batubara Zahir, Pabet juga menyampaikan beberapa keluhan warga. Salah satu keluhan yang mereka sampaikan yakni soal jebolnya tanggul Sungai Suka yang membuat keresahan bagi warga.
Disaat musim penghujan ini mereka sangat mengkhawatirkan terjadinya banjir kiriman. Hal itu pun menjadi momok menakutkan bagi warga Desa Sei Suka dan enam desa lainnya. "Ada 7 desa di sini yang terancam direndam banjir. Ini karena tanggul Sungai Suka jebol dan ini sudah kami laporkan tapi tidak ada tanggapan. Kami harapkan, kiranya tanggul jebol tersebut ditutup," harapnya.
Menanggapi hal itu, Sihar mengatakan, persoalan tanggul jebol tersebut bukan persoalan besar yang seyogyanya mampu diatasi dengan cepat dan baik. Apalagi, hal tersebut menyangkut keselamatan jiwa masyarakat, tentu menjadi perhatian serius oleh pemerintah. Bila permasalahan tersebut merupakan wewenang Pemkab Batubara, maka menjadi pekerjaan rumah bagi Zahir bila terpilih.
Apabila tanggul itu menjadi wewenang Pemprov Sumut, masyarajat bisa menagihnya apabila Djoss terpilih memimpin Sumut untuk perioden 2018-2023. "Djarot-Sihar terpilih, apa yang dikeluhkan masyarakat sudah tidak lagi menjadi permasalahan warga," jaminnya.
Dalam kesempatan itu Sihar menyebutkan, hidup bermasyarakat dengan keragaman dalam bingkai kebhinekaan haruslah menerapkan konsep Hana Tolu. "Konsep Hana tolu, itu sudah terdapat semuanya, seperti dalam kebhinekaan. Hana Tolu itu mengajarkan masyarakat hidup saling mengisi, saling menopang, saling tolong menolong," pungkas Sihar. (red/rls)