Karutan Depok Bentuk Band Etnik Warga Binaan

Kasubsi Pelayan Tahanan, Boy Sagara, bernyanyi bersama group band Etnik WBP memperlihatkan kebolehannya didepan para pengunjung di dalam Rutan kelas 2 B Depok. (Angga)
Kasubsi Pelayan Tahanan, Boy Sagara, bernyanyi bersama group band Etnik WBP memperlihatkan kebolehannya didepan para pengunjung di dalam Rutan kelas 2 B Depok. (Angga)

DEPOK – Kepala Rumah Tahanan (Rutan) Depok Sohibur Rachman membentuk grup band etnik sebagai ajang kreasi seni anggota terdiri dari Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP).

Berbekal alat musik tradisional, Sohibur membuat group band etnik dengan anggota WBP Rutan yang gemar dengan seni khususnya musik kolaborasi daerah dan modern. Band ini terbentuk tahun 2106 dengan jumlah awal anggota baru 7 kini sudah 11 orang.
"Anggota dalam grup band etnik ini melalui penyeleksian di antara WBP. Dari tujuh anggota kita tetap sudah bertambah menjadi 11 orang dipilih dari berbagai ragam menjalani hukuman kasus umum,"ujarnya kepada Pos Kota, Selasa (27/2/2018).
Berdasarkan cerita Sohibur, terbentuknya bank etnil ini berawal dari kelompok kecil bagi WBP yang mempunyai keahlian. Selain dapat menggali assesmen seperti mempertanyakan soal biografi riwayat hidup, dan hobi WBP.
"Dari kriteria pembagian yang telah diseleksi tersebut nanti akan dibagi ke tempat pos masing-masing. Awal band kita ini terbentuk tujuh orang dengan alat musik angklung, ketipung, dan gitar,"ungkapnya.
Meski beranggotakan WBP, band Etnik Rutan Kelas 2 B Depok ini juga sudah mengorbit ke sejumlah acara-acara dan kegiatan kepemerintahan juga.
"Eksistensi band Etnik kita yang dibawakan oleh WBP dalam pengawasan ketat dibawah seorang petugas Kasubsi Pelayana Tahanan, Boy Sagara, sudah pernah melakukan beberapa event Kota Depok yaitu MTQ Kota Depok, Maulid Nabi di Pesantren At Taubah, Kemenkumham Rakor Sekjen di Hotel Haris Bekasi,"paparnya.
Seiring  berjalan waktu Sohibur mengungkapkan pihaknya telah berhasil membuat karya sebanyak empat lagu diantaranya yaitu berjudul For Rutan Depok, Jabar Pasti Ka Hiji.
"Kita latihan setiap jam selesai kunjungan pukul 15.30 hingga pukul 18.00 WIB di aula dalam rutan. Untuk alat musik kita bertambak ada menggunakan organ, biola juga,"tambahnya.
Tujuan dari pendirian band ini, lanjut Sohibur sebagai upaya mendekatkan WBP kepada masyarakat menimbulkan kepercayaan baik terhadap narapidana yang tadinya negatif menjadi positif. "Diharapkan kedepan WBP dapat lebih eksis dan bisa mengembangkan potensi potensional untuk ke depan,"tutup jebolan Akip angkatan 31.
(angga/sir)
sumber: http://poskotanews.com

Subscribe to receive free email updates: