Serunya Berburu Durian Saru di Kampung Durian Nglawungan Blora

Rina, salah satu pengunjung Kebun Durian Nglawungan sedang memilih buah yang dijajakan di gubug Bu Sani. (foto: dok-ib)
BLORA. Kabupaten Blora yang dulu dikenal kering dan tandus karena letaknya di pegunungan kapur, ternyata kini sudah berubah. Berbagai komoditas buah tumbuh subur di wilayah yang berjuluk Kota Barongan ini, salah satunya durian.

Ada puluhan jenis durian lokal tumbuh subur di Kampung Durian Nglawungan, Desa Tunjungan, Kecamatan Tunjungan. Pohon durian itu tumbuh di pekarangan dan perkebunan milik warga Dukuh Nglawungan.

Dari puluhan jenis durian itu, salah satu durian yang enak dan menjadi idola pengunjung adalah durian saru. Entah mengapa warga setempat memberikan nama durian saru, belum terjawab sebabnya. Namun nama itu sudah dikenal oleh para pecinta durian yang sejak akhir Januari lalu mulai berkunjung untuk mencari durian saru di Kampung Durian Nglawungan.

Seperti saat dilakukan launching Agrowisata Kampung Durian Nglawungan, Jumat lalu (2/2/2018). Banyak pengunjung yang menanyakan keberadaan durian saru yang dikenal manis, legit dan berdaging tebal, meskipun ukuran buahnya tak sebesar durian petruk yang terkenal itu.

Tak hanya makan durian, di Kebun Durian Nglawungan
pengunjung bisa foto bersama durian yang masih menggantung
di pohon. (foto: dok-ib)
Salah satunya Rina (24), pengunjung asal Blora ini merasa senang bisa merasakan lezatnya durian saru langsung di tengah perkebunan durian yang ada di Dukuh Nglawungan. Bersama teman-teman kantornya, ia sengaja datang pagi-pagi bersamaan dengan launching agrowisata kampung durian.

"Ada banyak jenis durian lokal disini. Namun dari semua itu yang menurut saya enak ya jenis durian saru ini. Selain manis dan legit, rasanya ada pahitnya sedikit sehingga lebih enak. Apalagi dagingnya tebal," ucap Rina sambil memegang durian saru.

Sementara itu, Bu Sani (45) salah satu pemilik kebun sekaligus penjual durian yang ditemui Info Blora pada hari Selasa (6/2/2018), mengatakan bahwa untuk memperoleh durian saru banyak pengunjung yang harus datang pagi hari karena jika agak siang sudah habis dan harus menunggu durian jatuh lagi.

"Kemarin rombongan anak muda rela datang pukul 05.30 WIB ke kabun sini dan menanyakan durian saru. Biasanya memang kebanyakan durian jatuh pada malam hari, sehingga pagi harinya sudah dikumpulkan Bapak (suaminya-red)," ucap Bu Sani.

Menurutnya seluruh durian yang ada di Kebun Nglawungan tidak ada yang dipetik dari pohon. Semuanya jatuh sendiri sehingga dijamin semuanya masak dari pohon. Bukan hasil "imbon".

"Apalagi jika akhir pekan tiba seperti hari Sabtu-Minggu bisa dipastikan banyak pengunjung yang datang sampai parkiran penuh. Jadi kalau pengen dapat durian yang enak ya sebaiknya datang pagi atau selain hari Sabtu-Minggu," lanjut Bu Sani.

Harga durian di Kebun Nglawungan dipatok mulai Rp 15 ribu untuk ukuran kecil hingga Rp 60 ribu untuk ukuran terbesar. Ada yang dagingnya berwarna kuning, ada juga yang dagingnya berwarna putih. Namun keduanya memiliki rasa manis.

Untuk menjangkau lokasi kebun durian, pengunjung dari Blora bisa mengarah ke arah barat atau menuju Jl.Blora-Purwodadi KM 4. Setibanya di perempatan Maguan akan ada papan penunjuk arah ke Waduk Greneng, ambil belok kanan ke arah Waduk Greneng yang satu jalan dengan arah Pusat Kecamatan Tunjungan sejauh 9 km.

Setelah sampai Pasar Tunjungan, pengunjung dipersilahkan belok ke kiri arah Waduk Greneng sejauh 2 km. Sampai pertigaan papan petunjuk Waduk Greneng, pengunjung diminta untuk ambil kiri menuju Nglawungan. Jika ke kanan akan sampai ke Waduk Greneng. Pasalnya Kampung Durian Nglawunga terletak di sebelah selatan Waduk Greneng. (res-infoblora)

Subscribe to receive free email updates: