BERITA MALUKU. Petugas keamanan dari Polres Maluku Tenggara mengevakuasi sesosok mayat berjenis kelamin laki-laki yang belum diketahui identitasnya di sekitar Pelabuhan Laut Kota Tual.
"Jasad korban yang mengambang di atas air laut ditemukan oleh seorang warga sekitar pukul 07.30 WIT dan langsung dilaporkan ke polisi," kata Kabid Humas Polda Maluku, Kombes Pol Muhammad Rum Ohoirat di Ambon, Selasa (27/2/2018).
Yang pertama kali menemukan jasad korban adalah seorang sekuriti PT. Spill bernama Hendrikus Ohoilerjaan (25). Ia melihat tubuh korban sedang terapung di ujung Dermaga Yosudarso Kota Tual.
Polisi saat ini masih melakukan penyelidikan di sekitar lokasi temuan korban dan menanyai sejumlah saksi guna mengungkap siapa sebenarnya identitas korban tersebut.
Saat ditemukan, polisi tidak menemukan identitas korban yang hanya menggunakan celana pendek berwarna merah bergaris putih tetapi tidak memakai baju, kemudian pada bagian tangan kiri terdapat sebuah gelang besi putih.
Sedangkan tinggi badan korban sekitar 162 Cm dan berambut keriting dan berkilit hitam ini ketika dievakuasi aparat kepolisian menemukan adanya darah yang keluar dari bagian hidung, mata, serta mulut.
Kabid Humas juga menjelaskan kronologis penemuan satu jasad mahasiswa FKIP Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon yang ditemukan di sekitar lokasi asrama putra sekitar pukul 09.55 WIT dan dilaporkan ke Polsek Teluk Ambon oleh seorang security Unpatti bermarga Latupono.
"Pria ini diketahui bernama Roy Cina Bungyanan (28) yang sudah menyelesaikan ujian skripsi dan hanya tinggal menunggu waktu untuk diwisuda pada April 2018 nanti," ujarnya.
Jasad Roy awalnya ditemukan oleh saksi Japanes Kilikili (21) yang merupakan mahasiswa FISIP dan menetap di asrama putra Unpatti Ambon.
Awalnya saksi Japanes keluar dari asrama untuk mengantarkan saudarinya pada Minggu, (25/2) sekitar pukul 22.30 WIT ke arah Desa Passo, Kecamatan Baguala (Kota Ambon) dan ketika kembali, dirinya melihat korban tergeletak di jalan raya dalam keadaan tak sadarkan diri namun masih bernafas.
Saksi Japanes kemudian memanggil rekannya Dani Marian (21) di dalam asrama untuk membantu mengangkat korban ke dalam asrama, dan terlihat darah keluar dari hidung korban ketika dievakuasi.
"Jasad korban yang mengambang di atas air laut ditemukan oleh seorang warga sekitar pukul 07.30 WIT dan langsung dilaporkan ke polisi," kata Kabid Humas Polda Maluku, Kombes Pol Muhammad Rum Ohoirat di Ambon, Selasa (27/2/2018).
Yang pertama kali menemukan jasad korban adalah seorang sekuriti PT. Spill bernama Hendrikus Ohoilerjaan (25). Ia melihat tubuh korban sedang terapung di ujung Dermaga Yosudarso Kota Tual.
Polisi saat ini masih melakukan penyelidikan di sekitar lokasi temuan korban dan menanyai sejumlah saksi guna mengungkap siapa sebenarnya identitas korban tersebut.
Saat ditemukan, polisi tidak menemukan identitas korban yang hanya menggunakan celana pendek berwarna merah bergaris putih tetapi tidak memakai baju, kemudian pada bagian tangan kiri terdapat sebuah gelang besi putih.
Sedangkan tinggi badan korban sekitar 162 Cm dan berambut keriting dan berkilit hitam ini ketika dievakuasi aparat kepolisian menemukan adanya darah yang keluar dari bagian hidung, mata, serta mulut.
Kabid Humas juga menjelaskan kronologis penemuan satu jasad mahasiswa FKIP Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon yang ditemukan di sekitar lokasi asrama putra sekitar pukul 09.55 WIT dan dilaporkan ke Polsek Teluk Ambon oleh seorang security Unpatti bermarga Latupono.
"Pria ini diketahui bernama Roy Cina Bungyanan (28) yang sudah menyelesaikan ujian skripsi dan hanya tinggal menunggu waktu untuk diwisuda pada April 2018 nanti," ujarnya.
Jasad Roy awalnya ditemukan oleh saksi Japanes Kilikili (21) yang merupakan mahasiswa FISIP dan menetap di asrama putra Unpatti Ambon.
Awalnya saksi Japanes keluar dari asrama untuk mengantarkan saudarinya pada Minggu, (25/2) sekitar pukul 22.30 WIT ke arah Desa Passo, Kecamatan Baguala (Kota Ambon) dan ketika kembali, dirinya melihat korban tergeletak di jalan raya dalam keadaan tak sadarkan diri namun masih bernafas.
Saksi Japanes kemudian memanggil rekannya Dani Marian (21) di dalam asrama untuk membantu mengangkat korban ke dalam asrama, dan terlihat darah keluar dari hidung korban ketika dievakuasi.