Jakarta, Info Breaking News - Presiden Joko Widodo memastikan hanya mengusulkan nama tunggal untuk calon gubernur Bank Indonesia ke DPR RI. Sebagai calon tunggal pengganti Agus Martowardojo, Perry Warjiyo dianggap memiliki kemampuan dan rekam jejak yang baik dalam menangani sebuah kebijakan bank sentral.
"Hanya satu nama, Pak Perry Warjiyo yang kita tahu dari sisi pengalaman rekam jejak semua dilihat, prestasi dan penguasaan lapangan. Saya kira ia deputi senior," ujar Jokowi.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyambut positif. Demikian juga mantan Gubernur BI, Miranda Gultom, yang menilai kompetensi baik dari Perry Warjiyo.
"Hubungan antara Bank Indonesia dengan Kementerian Keuangan, dengan OJK dengan LPS selama ini sudah sangat baik dan Pak Perry sudah ada di situ, dan Beliau sebagai deputi gubernur menjalankan banyak sekali peranan dan tentu itu bisa diteruskan dan itu yang paling penting," ungkap Menkeu Sri Mulyani.
Hal senada juga diungkapkan Miranda Gultom. Ia mengungkapkan, Bank Indonesia harus memiliki gubernur yang harus tanggap akan perubahan.
"Saya bisa mengerti betapa perlunya Bank Indonesia memiliki gubernur yang hands on terhadap sesuatu karena perkembangan yang begitu cepat. Kita tidak lagi bisa mempunyai pimpinan yang hanya tahu dari atas yang menyuruh bawahannya kerja. Tapi harus orang-orang yang pernah kerja dari bawah," terang mantan Gubernur BI, Miranda Gultom.
Perry Warjiyo saat ini menjabat sebagai Deputi Gubernur BI, apabila lolos fit and proper test DPR, maka akan menggantikan Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo, yang memasuki masa pensiun Mei mendatang.
Profil singkat Perry.
Lahir di Sukoharjo pada 1959, ia meraih gelar S1 dari Universitas Gadjah Mada pada tahun 1982. Kemudian gelar Master dan Phd di bidang moneter dan keuangan internasional dikantongi dari Iowa State University, Amerika Serikat (AS) masing-masing pada tahun 1989 dan 1991.
Perry memulai kariernya di Bank Indonesia pada 1984 dan saat ini ia menjabat sebagai asisten gubernur yang membawahi wilayah kebijakan moneter dan internasional.
Sebelumnya, ia menjabat sebagai Direktur Eksekutif/Kepala Departemen Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter BI sejak periode 2009-2012. Sebelum kembali ke BI pada 2009, ia menduduki posisi penting selama dua tahun sebagai Direktur Eksekutif di International Monetary Fund (IMF), mewakili 13 negara anggota yang tergabung dalam South-East Asia Voting Group (SEAVG).
Ia dikenal menguasai isu ekonomi hingga memiliki riset yang kuat termasuk kebijakan moneter, isu internasional, transformasi organisasi dan strategi kebijakan moneter, pendidikan dan riset kebanksentralan, pengelolaan devisa dan utang luar negeri.
Perry merupakan dosen Pasca Sarjana Universitas Indonesia di Bidang Ekonomi Moneter dan Ekonomi Keuangan Internasional. Ia juga menjadi dosen tamu di sejumlah universitas di Indonesia.
Sebagai orang yang paham betul masalah moneter ia sering menulis dan menerbitkan sejumlah buku, jurnal dan makalah di bidang ekonomi dan isu-isu internasional. Sumber data: Situs Bank Indonesia.