Jakarta Banjir, Anies Belum Terpikir Normalisasi Ciliwung


Jakarta, Infobreakingnews –  Meski banjir tengah melanda beberapa daerah di Ibu Kota, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengaku dirinya belum  mau melanjutkan program normalisasi kali Ciliwung.  Pasalnya, program tersebut harus melalui langkah pembebasan lahan yang artinya, menggusur pemukiman warga, sebuah langkah yang dia tentang saat kampanye.

"Sekarang ini lagi pada mengungsi. Enggak ada geser-geseran (pemukiman) dahulu," kata Anies di Balai Kota, Jakarta, Selasa (6/2/2018).

Mantan mendikbud itu lebih memilih memastikan total 6.532 warga yang terpaksa mengungsi akibat banjir di Jakarta Timur dan Jakarta Selatan terlayani dengan baik, ketimbang memikirkan melanjutkan program normalisasi Kali Ciliwung dengan memindahkan pemukiman di bantaran kali.

"Nanti kita evaluasi. Kita buatkan langkah-langkah ke depan untuk mencegahnya," kata Anies.

Sejauh ini, tercatat 140 RT dan 48 RW terendam banjir akibar curah hujan tinggi dan kiriman air dari Bogor. Pihak pemprov telah menyiapkan kebutuhan bagi para pengungsi dari sembako hingga tenda darurat.

Sebaliknya, Wagub DKI Sandiaga Uno memastikan pihaknya bakal mempercepat langkah-langkah penanggulangan banjir termasuk program normalisasi Kali Ciliwung diiringi dengan pembangunan perumahan murah. Dia menegaskan, pemprov sudah melakukan pendekatan persuasif kepada warga Bidara Cina yang menggugat pembangunan sodetan.

"Pemprov akan terus upayakan percepatan penanggulangan bencana banjir dan membangun perumahan murah. Kami juga sedang melakukan percepatan untuk mencarikan solusi kepada warga" kata Sandi, melalui pesan singkat.

Normalisasi Ciliwung sudah terasa manfaatnya melihat kondisi Jakarta belakangan ini yang berpotensi menerima banjir kiriman dari Bogor. Tidak semua titik rawan banjir tergenang air. Sementara program normalisasi Ciliwung belum bisa dilanjutkan lantaran adanya permasalahan pembebasan lahan dan gugatan warga.

Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC), Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Jarot Widyoko menyebut, ada tiga bagian yang harus diselesaikan untuk menekan potensi banjir Jakarta.

Pertama adalah pembangunan Bendungan Ciawi dan Sukamahi. Kedua percepatan normalisasi Kali Ciliwung yang baru 50 persen rampung dan ketiga, penyelesaian sodetan sepanjang 1,2 km yang baru rampung 50 persen lantaran adanya gugatan warga Bidara Cina. Padahal, nantinya sodetan itu untuk mengalirkan debit air Ciliwung ke Banjir Kanal Timur.

"Ketiganya menjadi satu kesatuan," kata Jarot.

Jarot menyebut, sedikitnya dibutuhkan Rp 500 miliar untuk melanjutkan program normalisasi Kali Ciliwung sepanjang 19 km atau total 38 km jika dihitung dari kanan dan kiri sungai.

Sejauh ini, pihaknya baru menyelesaikan 50 persen pengerjaan atau baru 16 km yakni di sebagian wilayah Bukit Duri, Manggarai, Kampung Pulo, Kampung Melayu, Bidara Cina dan TB Simatupang. Sisa 17 km yang harus disegerakan pengerjaannya masih terkendala masalah pembebasan lahan.


"Normalisasi kalau sisa 17 km itu kira-kira dibutuhkan Rp 500 miliar. Ingat, kami lima tahun mengerjakan dari 2013-2017 baru selesai 16 km. Semua tergantung pemprov karena kami hanya pekerja tidak berkaitan pembebasan lahan," ujar Jarot. ***Candra Wibawanti

Subscribe to receive free email updates: