BERITA MALUKU. Petani di Namrole, Kecamatan Namrole, Kabupaten Buru Selatan (Bursel) mengeluhkan hasil bumi mereka seperti kopra yang dijual ke pengumpul atau penadah hanya seharga Rp7 Ribu per kilo.
Seorang petani kopra, Dandi, warga desa Waenono, Kecamatan Namrole kepada Berita Maluku Online, senin (29/1/2018) mengaku menjual kopranya ke pembeli atau penadah dengan harga cukup murah yakni seharga Rp7 ribu per kilo.
Dandi mengatakan, ia sering menjual kopra ke pembeli atau penadah dengan harga segitu. Padahal kata dia, warga petani kelapa harus bekereja keras untuk merndapatkan sekilogramn kopra, karena prosenya cukup panjang, mulai memotong, menjemur sampai kering lalu menjulannya.
Kopra hasil bumi yang dia jual ke pengimpul dalam jumlah banyak, sekali jual bisa mencapai 5 karung ukuran besar hingga lebih.
"Sekarung bisa mencapai 15 kilo hingga 20 kilo, katong lumpul sampai banyak baru jual," ujar Dandi.
Kopra di Buru Selatan merupakan salah satu hasil bumi bagi maayarakat di Kabupaten ini.
Setiap berjalan di desa-desa sering terlihat masyarakat menjemur kopra mereka.
Di Buru Selatan, cengkih memiliki nilai jual yang cukup mahal, namun tidak sedikit masyarakat menjual kopra dan hasil yang didapat dari penjualan itu untuk kebutuhan hidup mereka.
Seperti Dandi ini, ia bersama orang tuanya sering menjual kopra untuk kebutuhan sehari-hari mereka.
Dandi berharap dari pemerintah setempat agar membantu masyarakat khususnya bagi petani dalam menjual hasil bumi mereka. (LE)
Seorang petani kopra, Dandi, warga desa Waenono, Kecamatan Namrole kepada Berita Maluku Online, senin (29/1/2018) mengaku menjual kopranya ke pembeli atau penadah dengan harga cukup murah yakni seharga Rp7 ribu per kilo.
Dandi mengatakan, ia sering menjual kopra ke pembeli atau penadah dengan harga segitu. Padahal kata dia, warga petani kelapa harus bekereja keras untuk merndapatkan sekilogramn kopra, karena prosenya cukup panjang, mulai memotong, menjemur sampai kering lalu menjulannya.
Kopra hasil bumi yang dia jual ke pengimpul dalam jumlah banyak, sekali jual bisa mencapai 5 karung ukuran besar hingga lebih.
"Sekarung bisa mencapai 15 kilo hingga 20 kilo, katong lumpul sampai banyak baru jual," ujar Dandi.
Kopra di Buru Selatan merupakan salah satu hasil bumi bagi maayarakat di Kabupaten ini.
Setiap berjalan di desa-desa sering terlihat masyarakat menjemur kopra mereka.
Di Buru Selatan, cengkih memiliki nilai jual yang cukup mahal, namun tidak sedikit masyarakat menjual kopra dan hasil yang didapat dari penjualan itu untuk kebutuhan hidup mereka.
Seperti Dandi ini, ia bersama orang tuanya sering menjual kopra untuk kebutuhan sehari-hari mereka.
Dandi berharap dari pemerintah setempat agar membantu masyarakat khususnya bagi petani dalam menjual hasil bumi mereka. (LE)