BERITA MALUKU. Untuk menyiapkan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) April 2018 mendatang, pihak Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 4 Kota Ambon mengaku masih mengalami kekurangan komputer atau laptop sebanyak 25 unit. Untuk itu, pihak sekolah berinisiatif meminjam computer milik siswa.
"Untuk persiapan UNBK mendatang, kita butuhkan 72 unit komputer, tetapi saat ini masih kekurangan 25 unit," kata Kepala Sekolah (Kepsek) SMK Negeri 4 Ambon, Christian Uktolseja kepada Berita Maluku Online usai menggelar rapat bersama para orang tua murid di aula SMK Negeri 4, Kudamati – Ambon, Rabu (31/1/2018).
Uktolseja mengaku, kekurangan ini disebabkan puluhan unit komputer milik sekolah yang tersimpan di ruang komputer SMKN 4 Ambon telah dicuri oleh orang tak bertanggung jawab pada September 2017 silam, dan sampai saat ini belum ditemukan.
"Untuk itu, dalam rapat ini kita sudah minta kesediaan dari pihak orang tua siswa untuk dukungannya," tandas Uktolseja.
Kendati adanya kondisi tersebut, namun kepsek ini memastikan bahwa persiapan menghadapi ujian nasional berbasis komputer yang akan diikuti para peserta didik di sekolah menengah kejuruan itu bisa dilalui sebagaimana yang diharapkan.
Menjawab media ini lebih lanjut, Uktolseja mengatakan, pihaknya telah melaporkan perihal kehilangan puluhan unit komputer sekolah pemberian pihak Direktorat Pembinaan SMK Kementerian Pendidikan RI agar segera disikapi pihak Dinas Pendidikan Provinsi Maluku melalui Bidang Pembinaan SMK, sayangnya hal ini terkesan tak disikapi secara serius, padahal waktu ujian nasional semakin di depan mata.
Kepala Bidang Pembinaan SMK Dinas Pendidikan Provinsi Maluku, Gatot Sihabuddin mengku akan memanggil Kepsek SMK Negeri 4 Ambon untuk membicarakan hal tersebut, sebab kata dia, pada dasarnya proses pelaksanaan UNBK tak boleh memberatkan pihak siswa ataupun orang tua siswa.
Gatot mengatakan, terkait persoalan kehilangan puluhan komputer itu, sudah diketahui. Dan pihaknya ketika itu telah mengarahkan Kepsek untuk berkoordinasi dengan pihak sekolah lain di Kota Ambon yang juga akan mengikuti UNBK, atau juga bisa dipinjam ke instansi lain, agar nantinya kekurangan computer dapat teratasi.
"Ini supaya jangan membebankan kepada pihak orang tua atau siswa itu sendiri," ujar lelaki tersebut. (e)
"Untuk persiapan UNBK mendatang, kita butuhkan 72 unit komputer, tetapi saat ini masih kekurangan 25 unit," kata Kepala Sekolah (Kepsek) SMK Negeri 4 Ambon, Christian Uktolseja kepada Berita Maluku Online usai menggelar rapat bersama para orang tua murid di aula SMK Negeri 4, Kudamati – Ambon, Rabu (31/1/2018).
Uktolseja mengaku, kekurangan ini disebabkan puluhan unit komputer milik sekolah yang tersimpan di ruang komputer SMKN 4 Ambon telah dicuri oleh orang tak bertanggung jawab pada September 2017 silam, dan sampai saat ini belum ditemukan.
"Untuk itu, dalam rapat ini kita sudah minta kesediaan dari pihak orang tua siswa untuk dukungannya," tandas Uktolseja.
Kendati adanya kondisi tersebut, namun kepsek ini memastikan bahwa persiapan menghadapi ujian nasional berbasis komputer yang akan diikuti para peserta didik di sekolah menengah kejuruan itu bisa dilalui sebagaimana yang diharapkan.
Menjawab media ini lebih lanjut, Uktolseja mengatakan, pihaknya telah melaporkan perihal kehilangan puluhan unit komputer sekolah pemberian pihak Direktorat Pembinaan SMK Kementerian Pendidikan RI agar segera disikapi pihak Dinas Pendidikan Provinsi Maluku melalui Bidang Pembinaan SMK, sayangnya hal ini terkesan tak disikapi secara serius, padahal waktu ujian nasional semakin di depan mata.
Kepala Bidang Pembinaan SMK Dinas Pendidikan Provinsi Maluku, Gatot Sihabuddin mengku akan memanggil Kepsek SMK Negeri 4 Ambon untuk membicarakan hal tersebut, sebab kata dia, pada dasarnya proses pelaksanaan UNBK tak boleh memberatkan pihak siswa ataupun orang tua siswa.
Gatot mengatakan, terkait persoalan kehilangan puluhan komputer itu, sudah diketahui. Dan pihaknya ketika itu telah mengarahkan Kepsek untuk berkoordinasi dengan pihak sekolah lain di Kota Ambon yang juga akan mengikuti UNBK, atau juga bisa dipinjam ke instansi lain, agar nantinya kekurangan computer dapat teratasi.
"Ini supaya jangan membebankan kepada pihak orang tua atau siswa itu sendiri," ujar lelaki tersebut. (e)