Penulis : Dimaz Akbar
Sabtu 23 Desember 2017
JAKARTA,KraksaanOnline.com – SMP Negeri 1 Dringu dan SMP Negeri 2 Sumberasih Kabupaten Probolinggo meraih penghargaan Adiwiyata Tingkat Nasional Tahun 2017. Penghargaan tersebut diserahkan oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI Helmi Basalamah, Kamis (21/12/2017).
Penyerahan penghargaan Adiwiyata Nasional yang digelar dalam kegiatan Gebyar Generasi Muda Indonesia Bela Lingkungan (Gemilang) di Gedung dan Area Manggala Wanabakti KLHK Jakarta ini diterima oleh Kepala SMPN 1 Dringu Anda Baroroh dan Kepala SMPN 2 Sumberasih Sujono.
"Program Adiwiyata bukanlah lomba namun merupakan pengakuan terhadap sekolah, madrasah dan pesantren dalam mewujudkan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan," kata Helmi Basalamah.
Helmi menambahkan, meskipun sejak tahun 2006 hingga saat ini jumlah sekolah Adiwiyata baru mencapai 4% dari seluruh Indonesia atau sekitar 8.331 sekolah, namun sekolah-sekolah tersebut diharapkan menjadi penggerak dan contoh bagi sekitarnya dalam membangun sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan.
"Saya berpesan agar generasi muda dapat berperan aktif dalam upaya perlindungan dan pelestarian lingkungan hidup melalui penerapan perilaku ramah lingkungan, khususnya dalam pengelolaan sampah, penanaman pohon, mengidentifikasi masalah lingkungan di sekitarnya serta mencarikan solusinya," tegasnya.
Sementara Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Probolinggo Rachmad Waluyo mengaku sangat bangga atas prestasi yang diraih oleh SMPN 1 Dringu dan SMPN 2 Sumberasih yang sukses meraih penghargaan Adiwiyata Tingkat Nasional. "Semoga prestasi ini bisa memberikan motivasi kepada sekolah yang lain agar bersama-sama bisa menciptakan sekolah yang berwawasan lingkungan," harapnya.
Menurut Rachmad, komponen/indikator penilaian sekolah Adiwiyata sesuai Permen Lingkungan Hidup Nomor 05 Tahun 2013 Tentang Pedoman Pelaksanaan Program Adiwiyata meliputi kebijakan berwawasan lingkungan, pelaksanaan kurikulum berbasis partisipatif, kegiatan lingkungan berbasis partisipatif dan pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan.
"Sebenarnya melalui DLH Provinsi Jawa Timur kami mengusulkan Calon Sekolah Adiwiyata Nasional sebanyak 3 (tiga) sekolah. Yakni SMAN 1 Tongas, SMPN 1 Dringu dan SMPN 2 Sumberasih," jelasnya.
Dari 3 sekolah yang diusulkan jelas Rachmad, yang lolos evaluasi dokumen dan dilakukan verifikasi lapang oleh Tim Penilai Adiwiyata Nasional terdiri dari 2 sekolah. Yakni SMPN 1 Dringu dan SMPN 2 Sumberasih. "Sementara SMAN 1 Tongas gagal lolos," terangnya.
Rachmad menerangkan Adiwiyata bukanlah sebuah lomba tetapi program dalam mewujudkan sekolah peduli pada lingkungan. Adiwiyata merupakan salah satu dari 8 (delapan) standart pendidikan nasional. Dimana sekolah itu wajib melaksanakan program Adiwiyata.
"Atas prestasi ini, kami akan tetap melakukan pendampingan baik secara administrasi maupun sarana dan prasarana. Diharapkan sekolah ini bisa melakukan sekolah imbas di sekolah se-Kabupaten Probolinggo agar nantinya bisa diajukan untuk program Adiwiyata Mandiri pada tahun 2019 mendatang," tegasnya.
Dengan penghargaan Adiwiyata ini Rachmad mengharapkan agar nantinya mampu memasyarakatkan dan menanamkan lingkungan hijau sejak dini mulai dari lingkungan sekolah.
"Mudah-mudahan prestasi ini bisa merambah ke sekolah-sekolah yang lain. Saya sangat bangga karena semangat sekolah di Kabupaten Probolinggo sangat tinggi dalam menciptakan sekolah yang berwawasan lingkungan," harapnya.
Rachmad menambahkan bahwa program Adiwiyata ini bukan hanya tanggung jawab DLH saja, tetapi semua pihak mulai dari warga sekolah, pihak swasta, Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan dan Kementerian Agama.
"Kriteria program Adiwiyata ini pada intinya adalah sekolah berwawasan lingkungan. Seperti pengolahan sampah, kantin sehat, hemat energi dan air serta peran serta warga sekolah," pungkasnya. (Maz)