Sang Kaisar Akihito dan Permaisuri |
Hasil Komite Dewan Urusan Rumah Tangga Kekaisaran yang terdiri dari anggota parlemen, anggota kerajaan dan hakim-hakim Mahkamah Agung pada hari Jumat 1/12/2017 ini telah menyetujui sang Kaisar akan turun takhta tersebut. Dewan tersebut dikepalai oleh Perdana Menteri (PM) Shinzo Abe sendiri.
Tahun lalu, Akihito yang genap berumur 84 tahun pada 23 Desember mendatang, telah menyampaikan niatnya untuk mengundurkan diri. Akihito menyatakan dirinya khawatir bahwa usia dan kondisi kesehatannya akan membuatnya sulit untuk melakukan tugas-tugasnya. Kaisar tersebut pernah menjalani operasi jantung dan perawatan untuk kanker prostat.
"Ini turun takhta yang pertama oleh seorang kaisar dalam 200 tahun dan yang pertama di bawah konstitusi (pasca perang)," ujar PM Abe kepada para wartawan seperti dilansir kantor berita Reuters, Jumat (1/12/2017).
Akihito akan digantikan oleh putranya, Putra Mahkota Naruhito (57).
"Saya merasakan emosi mendalam bahwa hari ini, pendapat Dewan Urusan Rumah Tangga Kekaisaran diputuskan dengan baik dan sebuah langkah besar diambil untuk menuju suksesi kekaisaran," imbuh PM Abe.
Terakhir kali seorang kaisar Jepang turun takhta adalah pada tahun 1817. Undang-undang pasca Perang Dunia II tidak mengizinkan kaisar turun takhta, sehingga parlemen Jepang meloloskan UU pada Juni lalu yang mengizinkan Akihito melepaskan takhtanya.
Akihito bersama dengan Permaisuri Michiko, banyak melakukan upaya pemulihan akibat Perang Dunia II selama mereka memimpin. Akihito sangat dihormati oleh warga Jepang pada umumnya. Begitu juga hubungan baik antar negara yang telah dicapai sang Kaisar yang fenomenal ini. *** Indah Ichiro.