Lombok Tengah, sasambonews.com- Lembaga Terpadu Satu Pintu (LTSP) Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Lombok Tengah terancam ditutup padahal lembaga itu baru seumur jagung.
Untuk diketahui LTSP baru November 2017 lalu diresmikan. Lembaga itu tidak hanya mengurus masalah dokumen tenaga kerja akan tetapi juga dapat mencetak Paspor perjalanan dalam satu hari.
Kepala Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Lombok Tengah H.Masrun mengatakan dipanggakasnya anggaran untuk LTSP akan mematikan lembaga itu sendiri apalagi anggaran yang dipangkas DPRD LKoteng itu adalah anggaran yang sangat pital yakni biaya untuk internet dan juga biaya untuk listrik.
Kepala DInas saat menunjukkan alur kerja LTSP |
Menurut Perhitungan H.Masrun anggaran untuk memenuhi kebutuhan Internet dan Listrik tersebut kurang lebih Rp.200 juta. dana tersebut diperuntukkan untuk membiayai pemakaian internet dan listrik selama satu tahun dengan perincian biaya internet sekitar Rp.27 Juta perbulan. Jika ini dipangkas maka lembaga ini tidak akan bisa beroperasi lagi karena tidak ada biaya untuk membayar Internet. "Kalau yang lain dipotong gak masalah, ini sangat vital, dari mana kami akan dapatkan biaya untuk membiayai internet itu" ungkapnya.
LTSP sendiri bisa dibilang jerih payahnya Kepala Dinas. Untuk memiliki lembaga itu butuh perjuangan yang besar. Anggaran untuk pembelian Server, Diesel, peralatan camera dan lain sebagainya berasal dari pemerintah pusat. Pemerintah daerah dalam hal ini hanya membiayai listrik dan Internet namun mirisnya anggaran malah dipotong.
Menurutnya selama ini aktivitas LTSP berjalan lancar. Fasilitas ruang kerja eklusif termasuk ruang tunggu. Sebagai lembaga terpadu maka semua komponen yang ada masuk didalamnya seperti dari petugas Imigrasi, petugas dari Dukcapil, Petugas Kesehatan, Petugas Perbankan, Pihak Kepolisian dan lain sebagainya. Mereka berkerja dalam satu lembaga yakni LTSP. "Masing masing petugas dari lembaga yang berbeda itu memiliki meja sendiri sendiri, jadi masyarakat hanya bergeser dari satu meja ke meja yang lain, dan terakhir meja produksi sehingga masyarakat pulang membawa dokumen seperti Paspor dan dokumen lainnya" ungkapnya.
Menurutnya pembuatan dokumen keimiugrasian maupun dokumen ketenaga kerjaan dilakukan dalam sehari. Mereka yang mengurus dokumen tidak hanya dari Lombok Tengah saja tetapi juga dari Luar Lombok Tengah. Bahkan secara Indonesia, LTSP ini satu satunya yang sudah beroperasi di Indonesia. "Baru kita rintis dengen berdarah darah, lalu sekarang terancam akan tutup lagi karena ketiadaan anggaran, bahkan hari ini saja kita sudha bisa memproduksi paspor sebanyak 60 Paspor" ungkapnya.
Untuk itu dia menyarankan kepada anggota dewan untuk melihat langsung kondisi LTSP itu sendiri agar dipahami bagaimana lembaga ini sangat membantu masyarakat dalam mengurus dokumen. Am