PURWAKARTA. Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Purwakarta sukses menggelar berbagai pelatihan bagi Tenaga Kerja Mandiri (TKM) untuk menciptakan wirausahawan baru.
TKM tersebut merupakan sebuah terobosan yang dilakukan Disnakertrans. Pasalnya, para TKM ini tak hanya dilatih namun juga dipersiapkan segala sesuatunya untuk menjadi wirausahawan. Mulai dari peralatan dan perlengkapan untuk memulai usaha, hingga instruktur yang berkompeten, dan ahli di bidangnya.
Kepala Bidang Penempatan Tenaga Kerja dan Transmigrasi Disnakertrans Purwakarta Tuti Gantini S.Pd mengatakan, dengan menciptakan wirausahawan baru merupakan langkah strategis untuk mengurangi pengangguran dan membuka lapangan kerja baru.
"Langkah ini juga bertujuan untuk menciptakan dunia wirausaha yang kuat yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi," ujarnya saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (20/12).
Hal senada pun disampaikan Bendahara Pengeluaran Pembantu Disnakertrans Purwakarta Nirmala Puspitasari, bahwa pelatihan bagi TKM guna menciptakan wirausahawan muda yang mulai sejak awal Oktober hingga pertengahan Desember 2017.
"Pelatihan tersebut digelar sebanyak 12 paket di 12 titik yang berbeda. "Satu paket terdiri dari 20 orang. Ada pun 12 titik yang menjadi sasaran tersebar di Kecamatan Pasawahan, Wanayasa, Kiarapedes, Tegalwaru, Plered, Campaka, dan Cibatu. Di antaranya di Citeko, Cilegong, Sukajaya, Pasawahan Kidul, Cipancur, Malang Nengah, Babakan Sari, Cirende, Ciracas, Cadas Mekar, Mekar Jaya, dan Gurudug," kata Nirmala.
menurutnya, sebelum menggelar pelatihan, pihaknya melakukan pendataan terlebih dahulu. "Jadi seluruh peserta pelatihan merupakan hasil seleksi. Misalnya dari segi usia, harus 30 tahun ke bawah dan diutamakan warga sekitar dilihat dari KTP-nya," ujarnya.
Sementara, Jenis pelatihan dan bantuan peralatan, disesuaikan dengan potensi yang dimiliki Desa tersebut. "Misalnya di Desa Ciracas Kecamatan Kiarapedes terdapat bahan baku pala yang melimpah, sehingga kami siapkan instruktur yang ahli dalam mengolah pala. Termasuk peralatan yang mendukung seperti oven, kompor gas, dan lainnya," kata dia.
Namun lain halnya di Desa Cirende Kecamatan Campaka potensinya menjahit. "Ke-20 peserta kami berikan 20 mesin jahit, jadi satu peserta satu mensin jahit, termasuk tenaga pendamping. Mereka kini berhasil memproduksi berbagai kerajinan seperti sarung bantal unik, tas cantik, dan kerajinan lainnya," ujarnya.
Dirinya menabahkan, bahwa setiap pelatihan digelar selama tiga hari dan setiap harinya para peserta mendapatkan uang saku sebesar Rp150 ribu atau total Rp450 ribu. "Usai pelatihan akan terus kami pantau selama tiga bulan ke depan untuk mengetahui progresnya seperti apa," katanya.
Pihaknya berharap ke depannya ingin lebih banyak menyasar peserta pria karena selain kepala keluarga juga lebih berpotensi dalam penggerak perekonomian keluarga. (DeR)