BERITA MALUKU. Setelah menjalani operai di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Haulussy, Kudamati, Ambon, pada Jumat (23/11/2017) lalu, Petra Biloro (20), korban yang mengalami putus kaki bagian kanan saat terjadi peristiwa kecelakaan beruntun di ruas jalan Wolter Mongonsidi, kelurahan Lateri, kecamatan Baguala, Ambon, tepatnya di depan SMA Negeri 5, pada Rabu (22/11/2017) lalu, kini telah meninggalkan rumah sakit, pada Rabu (29/11/2017) kemarin.
Mias Solissa, keluarga korban, yang menghubungi Berita Maluku Online, Kamis (30/11/2017) menjelaskan, setelah menjalani operasi, kini kondisi adik Petra semakin membaik dan diperbolehkan meninggalkan rumah sakit.
"Pihak rumah sakit telah mengijinkan adik Petra untuk pulang ke rumah, karena kondisinya sudah semakin baik," ungkap Solissa.
Atas nama keluarga korban, Mias Solissa secara terbuka menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu evakuasi korban ke rumah sakit.
"Kami keluarga ingin menyampaikan banyak terima kasih kepada basudara yang punya angkutan Passo, yang turut membantu adik Petra sewaktu kecelakan terjadi hingga mengantar adik Petra ke rumah sakit. Bahkan terima kasih juga kepada basudara samua yang telah membantu mengangkat adik Petra ke atas mobil. Saya dan keluarga tidak mampu membalas kebaikan basudara samua, mamun doa kami semoga Tuhan Yesus memberkati basudara Selalu," ucap Solissa.
Untuk masalah dengan pihak pelaku, menurut Solissa, sudah diselesaikan secara kekeluargaan.
"Keluarga pelaku sudah bertemu dengan kami, dan suda membicarakan masalah ini secara kekeluargaan," jelasnya.
Menurutnya, pihak keluarga pelaku sudah bertanggung jawab dalam perawatan adik Petra.
"Setiap ada waktu, keluarga pelaku tetap datang menjenguk adik Petra di rumah sakit. Kami selalu kordinasi dengan keluarga korban. Jadi tidak ada masalah lagi dengan pelaku penabrakan," jelas Sollisa.
Dirinya menegaskan, jika ada pihak-pihak yang bertanya terkait masalah ini, itu sudah diselesaikan secara kekeluargaan di Polres, Ambon.
Sebelumnya Mias Solissa yang mewakili keluarga korban, pada Kamis (23/11/2017) membantah kabar tak sedap yang beredar di kota Ambon dan sekitarnya, bahwa korban yang mengalami putus kaki telah meninggal dunia.
"Sebagai pihak keluarga, saya mau klarifikasi. Soalnya informasi yang beredar di kota Ambon dan sekitarnya, bahwa saudara Petra telah meningal. Padahal informasi itu tidak benar. Buktinya, Petra sekarang masih dirawat di RSUD dr. Haulussy," unggkap Solissa.
Sollisa mengaku resah dengan kabar hoax yang disebarkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggunjawab, sehingga meresahkan keluarga korban.
"Kabar hox ini bikin keluarga resah. Jadi pak tolong dibuat beritanya, biar semua keluarga tau kalau saat ini Petra masih hidup," pinta Solissa kepada media ini.
Untuk diketahui, Petra Biloro (20), yang sehari-harinya bekerja sebagai tukang ojek, terpaksa dilarikan ke rumah sakit akibat mengalami putus kaki bagian kanan saat terjadinya peristiwa tabrakan beruntun tersebut.
Tabrakan beruntun itu melibatkan sejumlah kendaraan, antara lain kendaraan roda empat dengan Nomor Pol DE 1215 AG Jenis Toyota Rush warna merah marun yang dikendarai Jony Febrian Sandi Wattimena (19) dengan Angkutan Umum jurusan Ambon-Passo dengan Nomor Pol DE 202 KU jenis Suzuki Futura warna biru yang dikendarai Diki Jerian Maatita (21) dan sepeda motor roda dua, Nomor Pol DE 3671 LZ jenis Honda Beat warna Orange hitam, yang dikendarai Petra Biloro, warga Air besar Negeri Passo Kecamatan Baguala, Ambon.
Menurut keterangan Wattimena, supir yang mengendarai Toyota Rush, bahwa awalnya dari Passo menuju kota Ambon sesampainya di Depan Sekolah SMA Negeri 5 Lateri, dirinya terkejut melihat sepeda motor yang dikendarai Biloro dari arah Desa Halong menuju Desa Passo yang hendak mendahului Mobil angkutan umum yang ada di depanya, sehingga dirinya tidak dapat menghindar dan langsung menabrak sepeda motor tersebut.
Mobil yang dikendarai Wattimena akhirnya terbalik secara berulang kali dan menyerempet mobil Angkutan umum yang sedang parkir di depan SMA Negeri 5 Lateri.
Penumpang yang berada dalam Toyota Rush diketahui mengalami luka, mereka antara lain Olifia Nanlohi (15) siswa SMA 2 kelas 1 dengan alamat Negeri Passo depan lapangan tembak, mengalami luka lecet pada pelipis mata kiri serta Meirsia Luik (14) yang juga siswi SMA 2 kelas 1, dengan alamat Negeri Passo lapangan tembak. Kecamatan Baguala Ambon, mengalmi luka pada bagian pantat sebelah kiri.
Sementara, Diki Jerian Maatita, pengemudi Angkutan umum mengalami luka robek pada bagian kepala sebelah kanan.
Melihat peristiwa tersebut, warga yang menyaksikan langsung membawa korban ke RS Dr Sidiwarjo, Lantamal IX Ambon. Sementra, Biloro, korban pengendara sepeda motor yang mengalami putus kaki dilarikan ke RS Dr Haulussy, Ambon.
Saat ini, Biloro yang mengalami putus kaki masih menjalani operasi di RS Dr, Haulussy.
Kasus lakalantas tersebut saat ini sudah ditangani oleh piket Lakalantas Polres Pulau Ambon, dimana barang bukti sepeda motor, maupun mobil Suzuki futura telah diamankan di polsek Baguala, sedangkan mobil Toyota Rush yang dikendarai Wattimena masih berada di TKP karena mengalami kerusakan serius yang mengakibatkan mobil tersebut tidak bisa berjalan.
Mias Solissa, keluarga korban, yang menghubungi Berita Maluku Online, Kamis (30/11/2017) menjelaskan, setelah menjalani operasi, kini kondisi adik Petra semakin membaik dan diperbolehkan meninggalkan rumah sakit.
"Pihak rumah sakit telah mengijinkan adik Petra untuk pulang ke rumah, karena kondisinya sudah semakin baik," ungkap Solissa.
Atas nama keluarga korban, Mias Solissa secara terbuka menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu evakuasi korban ke rumah sakit.
"Kami keluarga ingin menyampaikan banyak terima kasih kepada basudara yang punya angkutan Passo, yang turut membantu adik Petra sewaktu kecelakan terjadi hingga mengantar adik Petra ke rumah sakit. Bahkan terima kasih juga kepada basudara samua yang telah membantu mengangkat adik Petra ke atas mobil. Saya dan keluarga tidak mampu membalas kebaikan basudara samua, mamun doa kami semoga Tuhan Yesus memberkati basudara Selalu," ucap Solissa.
Untuk masalah dengan pihak pelaku, menurut Solissa, sudah diselesaikan secara kekeluargaan.
"Keluarga pelaku sudah bertemu dengan kami, dan suda membicarakan masalah ini secara kekeluargaan," jelasnya.
Menurutnya, pihak keluarga pelaku sudah bertanggung jawab dalam perawatan adik Petra.
"Setiap ada waktu, keluarga pelaku tetap datang menjenguk adik Petra di rumah sakit. Kami selalu kordinasi dengan keluarga korban. Jadi tidak ada masalah lagi dengan pelaku penabrakan," jelas Sollisa.
Dirinya menegaskan, jika ada pihak-pihak yang bertanya terkait masalah ini, itu sudah diselesaikan secara kekeluargaan di Polres, Ambon.
Sebelumnya Mias Solissa yang mewakili keluarga korban, pada Kamis (23/11/2017) membantah kabar tak sedap yang beredar di kota Ambon dan sekitarnya, bahwa korban yang mengalami putus kaki telah meninggal dunia.
"Sebagai pihak keluarga, saya mau klarifikasi. Soalnya informasi yang beredar di kota Ambon dan sekitarnya, bahwa saudara Petra telah meningal. Padahal informasi itu tidak benar. Buktinya, Petra sekarang masih dirawat di RSUD dr. Haulussy," unggkap Solissa.
Sollisa mengaku resah dengan kabar hoax yang disebarkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggunjawab, sehingga meresahkan keluarga korban.
"Kabar hox ini bikin keluarga resah. Jadi pak tolong dibuat beritanya, biar semua keluarga tau kalau saat ini Petra masih hidup," pinta Solissa kepada media ini.
Untuk diketahui, Petra Biloro (20), yang sehari-harinya bekerja sebagai tukang ojek, terpaksa dilarikan ke rumah sakit akibat mengalami putus kaki bagian kanan saat terjadinya peristiwa tabrakan beruntun tersebut.
Tabrakan beruntun itu melibatkan sejumlah kendaraan, antara lain kendaraan roda empat dengan Nomor Pol DE 1215 AG Jenis Toyota Rush warna merah marun yang dikendarai Jony Febrian Sandi Wattimena (19) dengan Angkutan Umum jurusan Ambon-Passo dengan Nomor Pol DE 202 KU jenis Suzuki Futura warna biru yang dikendarai Diki Jerian Maatita (21) dan sepeda motor roda dua, Nomor Pol DE 3671 LZ jenis Honda Beat warna Orange hitam, yang dikendarai Petra Biloro, warga Air besar Negeri Passo Kecamatan Baguala, Ambon.
Menurut keterangan Wattimena, supir yang mengendarai Toyota Rush, bahwa awalnya dari Passo menuju kota Ambon sesampainya di Depan Sekolah SMA Negeri 5 Lateri, dirinya terkejut melihat sepeda motor yang dikendarai Biloro dari arah Desa Halong menuju Desa Passo yang hendak mendahului Mobil angkutan umum yang ada di depanya, sehingga dirinya tidak dapat menghindar dan langsung menabrak sepeda motor tersebut.
Mobil yang dikendarai Wattimena akhirnya terbalik secara berulang kali dan menyerempet mobil Angkutan umum yang sedang parkir di depan SMA Negeri 5 Lateri.
Penumpang yang berada dalam Toyota Rush diketahui mengalami luka, mereka antara lain Olifia Nanlohi (15) siswa SMA 2 kelas 1 dengan alamat Negeri Passo depan lapangan tembak, mengalami luka lecet pada pelipis mata kiri serta Meirsia Luik (14) yang juga siswi SMA 2 kelas 1, dengan alamat Negeri Passo lapangan tembak. Kecamatan Baguala Ambon, mengalmi luka pada bagian pantat sebelah kiri.
Sementara, Diki Jerian Maatita, pengemudi Angkutan umum mengalami luka robek pada bagian kepala sebelah kanan.
Melihat peristiwa tersebut, warga yang menyaksikan langsung membawa korban ke RS Dr Sidiwarjo, Lantamal IX Ambon. Sementra, Biloro, korban pengendara sepeda motor yang mengalami putus kaki dilarikan ke RS Dr Haulussy, Ambon.
Saat ini, Biloro yang mengalami putus kaki masih menjalani operasi di RS Dr, Haulussy.
Kasus lakalantas tersebut saat ini sudah ditangani oleh piket Lakalantas Polres Pulau Ambon, dimana barang bukti sepeda motor, maupun mobil Suzuki futura telah diamankan di polsek Baguala, sedangkan mobil Toyota Rush yang dikendarai Wattimena masih berada di TKP karena mengalami kerusakan serius yang mengakibatkan mobil tersebut tidak bisa berjalan.