Memprihatinkan Kondisi Mushola Nurul Huda


SJO PURWAKARTA. Mushola Nurul Huda yang berlokasi di wilayah Malang Nengah Wetan Rt 09/10 Kelurahan Nagri Tengah Kecamatan Kota Purwakarta Kabupaten Purwakarta, yang didirikan pada tahun 1983 oleh keturunan menak Kaum Jl Kusuma Atmaja itu, kondisinya kini memprihatinkan.


Selain tempat pengimaman, langit langit atap mushola dan kaca jendela bolong. Kayu atap mushola pun hancur digerogoti rayap. Dinding mushola retak retak. Tragisnya lagi, keberadaan tempat wudhu sudah rata dengan tanah. Otomatis, mushola tersebut kini tak memiliki tempat wudhu.

"Sejak dibangun 1983, mushola ini belum pernah mengalami perbaikan. Sehingga wajar bila kondisinya reyot," ungkap Hedi, (54) warga setempat. Senin (24/4).


Pimpinan Mushola Nurul Huda Ustad Daud Arwani (50), tak menampik dengan keberadaan mushola yang lapuk.

Ustadz Daud mengaku, tak tertarik menggantungkan biaya membangun mushola dengan meminta sumbangan ke pemerintah.

"Lirboyo megah bukan hasil meminta-minta. Kyainya diam. Para dermawan yang terketuk hatinya datang untuk ikut membangun, kyai mempersilahkan. Saya pun ingin begitu," ungkapnya.

Ustadz Daud berpesan, tugas pemimpin itu bukan hanya mengurusi pembangunan fisik belaka, tetapi lebih mengutamakan pembangunan rohani.

"Keberhasilan seorang pemimpin itu mampu membangun mental sehingga melahirkan manusia berakhlakul kharimah," ujarnya.

Ia mencermati mewabahnya prilaku korup lantaran pemimpin mengabaikan pembangunan mental (rohani).

"Mereka lebih mengelu-elukan pembangunan fisik. Tidak sadar, esok lusa akan menghantam ke diri mereka menjadi jiwa jiwa yang keras hati," tegasnya.

Daud pun menegaskan, andai saja mushola yang ia pimpin sampai ambruk, ia memilih bergeming ketimbang harus mengemis meminta minta sumbangan. "Pikir saya mungkin sampai mushola ini ambruk, saya akan diam," ujar jebolan Ponpes Lirboyo dan Gontor itu.

Kekukuhan sang ustadz, diamini keponakan dan warganya. Mereka kagum atas kekukuhan ustadznya.
 "Beliau, ingin keluar dari label ustadz proposal," ungkap Deni,  keponakannya.

Warga lainnya Rudi bahkan membisiki sebenarnya sang ustadz memimpikan sarana untuk wudhu.

"Pernah bilang ke saya, dimushola ini teh ingin ada tempat wudhu. Tetapi angan angan itu terbenam," ujarnya.

Ia menambahkan, sekalipun hanya menambal bagian mushola rusak namun setidaknya nyaman untuk dipakai sholat terlebih akan menghadapi Bulan Suci Ramadhan.

"Kedepannya kami akan menggalakan Jumat Bersih (Jumsih) dimushola ini," pungkasnya. (DeR)

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :