Portal Berita Internasional ~ Pyongyang - Korea Utara akan menguji coba rudal setiap minggu, meskipun mendapat kecaman internasional dan terjadi ketegangan militer dengan Amerika Serikat.
Penegasan itu diutarakan oleh Wakil Menteri Luar Negeri Korea Utara, Han Song-ryol, dalam wawancara khusus dengan wartawan BBC John Sudworth di Pyongyang.
"Kami akan melakukan uji coba rudal lagi setiap minggu, setiap bulan dan setiap tahun," kata Han Song-ryol.
Ditambahkannya bahwa Korea Utara yakin senjata nuklir yang dimilikinya 'melindungi' negara itu dari ancaman aksi militer Amerika Serikat.
"Jika Amerika Serikat ceroboh dengan melancarkan tindakan militer, itu berarti akan ada perang habis-habisan sejak hari pertama," tegas Han Song-ryol.
US DEPARTMENT OF DEFENSE HANDOUT/EPA Kapal induk Amerika Serikat,USSCarlVinson, dilaporkan sudah berlayar menuju Semenanjung Korea.
Sebelumnya wakil presiden Amerika Serikat, dalam rangkaian kunjungan ke Asia, memperingatkan Korea Utara untuk tidak menguji kesabaran Amerika.
Pence mengatakan 'era kesabaran strategis' dengan Korea Utara telah berakhir. Kunjungan wakil presiden Amerika ini mencakup Korea Selatan, Jepang, Indonesia dan Australia.
Pence tiba di ibu kota Korea Selatan, Seoul, pada Minggu (16/04), beberapa jam setelah Korea Utara melakukan uji coba rudal yang berakhir gagal.
Ketegangan
Dalam kunjungannya ke Jepang pada Selasa (18/04), Mike Pence menyebut pemerintah Korea Utara sebagai 'ancaman paling besar' terhadap kawasan. Dia menegaskan kembali bahwa meskipun Amerika dan sekutu-sekutunya akan menerapkan tekanan ekonomi, 'semua opsi dipertimbangkan' dalam menghadapi Pyongyang.
EUGENE HOSHIKO/AFP PM JepangShinzoAbe (kanan) dan WapresMikePence membahas berbagai isu, termasuk Korea Utara.
Ketegangan di Semenanjung Korea meningkat belakangan di tengah retorika panas yang disuarakan oleh Korea Utara dan Amerika Serikat.
"Jika Amerika Serikat merencanakan serangan militer terhadap kami, maka kami akan merespon dengan serangan nuklir penangkal, sesuai dengan gaya dan metode kami," kata Wakil Menteri Luar Negeri Korea Utara, Han Song-ryol, dalam wawancara dengan BBC.
Negara itu meningkatkan uji coba rudal dan nuklir selama beberapa tahun belakangan, meskipun dikritik dan dikenai sanksi oleh PBB.
Tujuan uji coba itu adalah agar negara itu mampu menempatkan hulu ledak nuklir pada rudal balistik antarbenua yang dapat mencapai sasaran-sasaran di seluruh dunia, termasuk Amerika Serikat.
Presiden AS Donald Trump sudah mengatakan hal itu tidak akan terjadi, dan meningkatkan tekanan kepada Korea Utara yang terisolasi dari dunia luar.
Amerika Serikat mengerahkan sejumlah kapal menuju Semenanjung Korea, termasuk kapal induk USS Carl Vinson.