http://ift.tt/20kt43r - Berita Terbaru Terkini Hari Ini - Umur panjang adalah anugerah dari Yang Maha Kuasa.
Di Italia Utara, seorang nenek yang disebut-sebut sebagai orang tertua di dunia, meninggal dunia di usianya yang ke-117 pada hari Sabtu (15/4/2017) kemarin.
Ia adalah Emma Morano, satu-satunya yang lahir dari tahun 1800an dan masih diberikan umur panjang.
Ia mengembuskan napas terakhir di Verbania, sebuah kota di Lake Maggiore, Italia.
Dikutip dari Metro.co.uk, Dr. Carlo Bava yang mengumumkan kematian Emma mengungkap bahwa sang nenek meninggal dengan terduduk di kursinya.
Ia datang setelah pengasuh Emma menelponnya.
Dr. Carlo Bava mengatakan bahwa ia terakhir bertemu dengan Emma pada hari Jumat (14/4/2017).
"Ia selalu menyalamiku dan memberiku ucapan terima kasih," ungkapnya.
Dr. Carlo telah menangani Emma hampir seperempat abad.
Emma berusia 12 tahun saat insiden tenggelamnya kapal Titanic terjadi.
Mengutip Mirror.co.uk, Emma Moran juga selamat dari dua Perang Dunia.
Rahasia Emma tetap bugar dan hidup panjang adalah dengan mengonsumsi dua telur mentah setiap harinya.
Ia melakukan ini setelah dokter mendiagnosis dirinya terkena anemia saat berusia 20 tahun.
Menurut pengakuannya, meskipun Emma semakin banyak menghabiskan waktunya untuk tidur, ia tetap mengonsumsi makanan yang menjadi rutinitasnya ini.
Setiap minggunya, Emma juga mengkonsumsi 500 gram Gianduiotti (coklat yang dicampur dengan hazelnut).
Selain itu, ia juga mengonsumsi segelas penuh madu.
Akhir bulan November tahun 2016 lalu, Emma membagikan kondisinya.
"Aku baik-baik saja, tapi kakiku mulai terasa lemah," ungkapnya, seperti dikutip oleh Mirror.co.uk.
Emma Morano lahir di Civiasco, Provinsi Vercelli, pada tanggal 29 November 1899.
Ia adalah anak pertama dari delapan bersaudara.
Saat Perang Dunia I, calon suaminya harus pergi meninggalkan Emma.
Setelah itu, mereka tak pernah lagi bertemu.
Emma meyakini bahwa suaminya tersebut telah meninggal.
Namun, seorang jurnalis dari koran L'Alpino menyebutkan bahwa sang tunangan kembali dan tak menemukan Emma yang sudah pindah.
Ia tinggal di sebuah apartemen satu kamar bersama dengan pengasuh dan dua keponakannya.
"Aku bahagia ia tidak merasakan sakit. Aku merasa tenang karena ia meninggal seperti itu," ungkap Dr. Carlo.
Emma menikah pada bulan Oktober 1926.
Ia kehilangan seorang putra saat masih berusia enam bulan.
Ia juga meninggalkan suaminya di pertengahan awal abad lalu setelah mengalami kekerasan dalam rumah tangga.
"Ia selalu bisa mengambil keputusan," ungkap Dr. Carlo.
Emma menghidupi dirinya dengan bekerja di perusahaan tas dari karung goni.
Setelahnya, ia juga bekerja di hotel sebagai seorang koki.
Hal ini masih dilakukannya, bahkan setelah ia menginjak usia 75 tahun.
Banyak yang melarangnya untuk tetap mengonsumsi dua hingga tiga telur per hari, tetapi Emma tak menggubris mereka.
Selamat jalan, Emma. (Tribun)