http://ift.tt/20kt43r - Berita Terbaru Terkini Hari Ini - Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengatakan calon gubernur nomor pemilihan tiga DKI Jakarta Anies Baswedan tak bisa memberhentikan dirinya dari posisi Gubernur DKI Jakarta.
Menurut Ahok, pihak yang dapat memberhentikan dirinya dari gubernur adalah Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo.
"Anies enggak bisa pecat saya juga. Yang bisa mecat saya itu Mendagri atau Presiden," kata Ahok, di kawasan Pantai Mutiara, Jakarta Utara, Jumat (31/3/2017).
Ahok menengarai, Anies menggunakan kata "memberhentikan" sebagai sebuah kiasan.
Ahok menjelaskan, Anies kini tengah ingin menggantikannya dari posisi gubernur.
Namun, seharusnya Anies tidak menggunakan kata "memberhentikan".
Di dalam tata negara, kata Ahok, calon gubernur tak bisa memberhentikan gubernur.
"Kalau mau mecat saya tuh contohnya saat saya di-impeachment DPRD saat kasus pengadaan UPS. Itu juga mereka mesti sampai ke Mahkamah Agung dan Presiden, tapi gagal mecat gue juga DPRD waktu itu," kata Ahok.
Ahok mengatakan, Mendagri dan Presiden dapat memberhentikannya jika terbukti melakukan pelanggaran berat.
"Karena kita salah, ya bisa dipecat. Tapi (kata 'memberhetikan' yang disampaikan Anies) itu kan kata kiasan dia," kata Ahok.
Dalam acara Mata Najwa yang ditayangkan pada Senin (27/3/2017) malam, pembawa acara Najwa Shihab sempat menyebut bahwa persepsi kepemimpinan Ahok adalah ceplas-ceplos, apa adanya, mudah marah, dan mudah memecat anak buah.
Sedangkan Anies dipersepsikan santun, tidak tegas, dan tidak berani pecat anak buah.
Menjawab hal itu, Anies menyebut dirinya tengah berusaha memberhentikan Ahok dari jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta.
"Tidak mungkin memberhentikan anak buah? Sekarang saja saya sedang berusaha memberhentikan Pak Basuki dari gubernur. Jadi bagaimana kita enggak berani (pecat), apalagi anak buahnya, gubernurnya aja mau diberhentiin," kata Anies.
Menjawab Anies, Ahok menjelaskan pihak yang bisa memecat dirinya adalah warga Jakarta.
"Kontrak saya sampai Oktober 2017. Dalam hal ini, saya memang anak buahnya Pak Anies. Karena saya pelayan warga Jakarta, jadi kalau (Anies) mau mecat saya, bukan sebagai calon gubernur tapi sebagai warga DKI," kata Ahok saat itu.
Reaksi Ahok Menyasar Aksi 313 yang Ingin Dirinya Diberhentikan
Ribuan massa aksi 313, Jumat (31/3/2017), meminta Presiden Jokowi memecat Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta, karena sudah berstatus terdakwa kasus penodaan agama Islam.
Perwakilan massa aksi 313 diterima Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto menerima perwakilan massa aksi 313 di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Jumat (31/3/2017) sekitar pukul 14.00 WIB.
Sebanyak sembilan orang perwakilan menemui Wiranto, yakni Amien Rais, Usamah Hisyam, Ustaz Sambo, Habib Alkaf, Habib Muhammad, Ustaz Edi, Ustaz Zakir Husain, Abbe Muhambar dan TB M Shiddiq.
"Presiden menugaskan saya menerima utusan peserta demonstrasi dan mendengarkan aspirasi atau tuntutan yang mereka minta," ujar Wiranto saat memberikan keterangan usai pertemuan.
Pertemuan yang berlangsung selama satu jam itu dilakukan secara tertutup. Awak media yang meliput hanya boleh mengabadikan momen pertemuan selama beberapa menit.
Dalam pertemuan itu perwakilan menyampaikan tiga tuntutan aksi 313 kepada Wiranto.
Pertama, meminta pemerintah menghentikan upaya kriminalisasi terhadap para ulama.
Kedua, meminta Presiden Joko Widodo bertemu dengan perwakilan massa aksi.
Ketiga, meminta Presiden Joko Widodo untuk segera memberhentikan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dari jabatan Gubernur DKI Jakarta karena menjadi terdakwa kasus dugaan penodaan agama.
"Kami berbincang cukup intensif, tabayyun dan saling menghormati satu sama lain," ucap Wiranto.
Dalam kesempatan itu Wiranto sempat membantah anggapan bahwa Presiden Jokowi menganggap remeh tuntutan massa aksi karena enggan untuk bertemu.
Wiranto menjelaskan, karena jadwal kerja yang padat akhirnya Presiden Jokowi memerintahkan dia untuk menemui perwakilan massa aksi 313.
"Presiden tidak menerima langsung, bukan berarti mengganggap remeh suara umat. Kalau setiap hari perwakilan aksi unjuk rasa diterima presiden, nanti presiden tak bisa kerja. Karena demonstrasi ini cukup penting, saya terima," ucapnya.
Bagaimana reaksi Ahok menanggapi permintaan massa aksi 313 tersebut?
"Nomor cantik dong (313). Tidak apa-apa, tak usah ditanggapi," kata Ahok sembari tertawa, di kawasan perumahan Pantai Mutiara, Jakarta Utara, Jumat (31/3/2017).
Pasangan Djarot Saiful Hidayat ini juga menuturkan, tidak mengetahui aksi itu nantinya berimbas pada elektabilitas calon petahana pada putaran kedua Pilkada 19 April 2017.
"Tidak tahu (mengganggu elektabilitas atau tidak), tunggu tanggal 19 April nanti aku baru tahu," kata Ahok.
Namun dirinya Ahok berharap aksi dilakukan secara aman dan tak mengganggu orang lain.
"Saya percaya pada TNI dan Polri, dia bisa jaga kok. Demo mau menyampaikan apa bebas saja," kata Ahok. (Kompas.com)