Seperti dilaporkan Business Insider, 12 April, dengan mengutip laporan media setengah resmi Cina Global, Cina telah mengirimkan 150.000 tentara ke dekat perbatasan Korea Utara. Sementara Korea Selatan menggelar latihan perang.
Semua itu merupakan reaksi atas rencana Korut menggelar ujicoba nuklir yang keenam pada akhir pekan ini. Amerika telah mendesak Cina untuk menekan sekutunya itu untuk membatalkan ujicoba senjata nuklirnya yang memicu ketegangan di kawasan.
Cina bukan pertama kalinya mengerahkan pasukan ke perbatasan Korut untuk menunjukkan ketidak-senangannya dengan ujicoba nuklir Korut. Dalam ujicoba sebelumnya tahun lalu, Cina juga melakukan langkah serupa. Situasi ini bertolak belakang dengan hubungan historis Cina-Korea. Kedua negara merupakan sekutu kuat sejak era Perang Dingin. Pada tahun 1950 Cina mengirim pasukan besar-besaran ke Korut untuk membantu negara itu mengusir pasukan Amerika dan sekutu dalam Perang Korea.
Menhan AS Jim Mattis tidak mengatakan apa tujuan pengiriman armada laut yang dipimpin kapal induk nuklir USS Carl Vinson itu. Namun Presiden Donald Trump dalam kicauannya di Twitter mengatakan: "Korea Utara tengah mencari masalah. Jika Cina bermaksud membantu, akan sangat baik. Namun jika tidak, kami sendiri yang akan menyelesaikan masalahnya! U.S.A."
Sementara itu Korut mengancam akan menyerang Amerika dengan nuklir jika Amerika melakukan aksi agressif terhadap Korut.
Kantor berita Korut Rodong Sinmun menulis "Angkatan Bersenjata Korut mengawasi cermat setiap pergerakan elemen-elemen musuh dengan senjata nuklir kami mengarah pada pangkalan-pangkalan militer musuh tidak hanya di Korea Selatan dan di seluruh Pasifik, namun juga di negara Amerika sendiri".
Mengutip Jubir Kemenlu Korut, koran itu menambahkan bahwa Korut akan membuat Amerika menanggung bencana atas langkah-langkah agresinya. Pernyatan ini merupakan respon dari pernyataan Menlu Amerika Rex Tillerson yang mengatakan bahwa serangan rudal Amerika di Suriah menjadi contoh kepada negara-negara lainnya yang melanggar norma-norma internsional, merujuk pada Korut yang menggelar ujicoba nuklir.
Televisi resmi Cina CCTV melaporkan bahwa Presiden Trump telah berbicara melalui telepon dengan Presiden Cina Rabu pagi (12 April) tentang Korut. Dalam pembicaraan itu Cina menegaskan pentingnya stabilitas dan keamanan di kawasan dan perlunya menyelesaikan krisis melalui perundingan damai. Cina juga akan menjaga komunikasi dengan Amerika tentang masalah Korut.
Sementara Jubir Kemenlu Amerika Spicer mengatakan bahwa dalam pembicaraan antara Trump dan Presiden Xi disepakati bahwa Cina akan mencegah Korut untuk memiliki senjata nuklir.