Natalius Pigai, saat wawancara pada wartawan terkait Kekerasan oleh keamanan yakni, TNI dan Porli terhadap masyarakat kabupaten Dogiyai, sabtu (28/01/16). (Foto: Pigome/KM) |
Dogiyai (KM)--Komisioner Hak Asasi Manusia (HAM) Rebuplik Indonesia Natalius Pigai, meningatkan kepada pihak keamanan yakni, TNI dan Porli tak ada kekerasan verbal terhadap masyarakat kabupaten Dogiyai. Pasalnya selama ini aparat keamanan yang bertugas di kabupaten Dogiyai melakukan kekerasan verbal terhadap masyarakat setempat.
"Kekerasan verbal inikan segala tindakan yang merendakan martabat orang papua. kekerasan verbal ini sering dikeluarkan oleh aparat keamanan. Sejak papua berintegrasi 50 tahun lalu pihak keamanan sering keluarkan kata-kata berkonotasi merendakan martabat Orang Asli Papua (OSP) seperti, kumis, hitam, miskin, telanjang, badaki, bodoh, tidak tau mandi, rambut gimbal," Ujar Natalius Pigai usai mendengar keterangan korban sweeping di Aula Koteka Moge Moanemani, sabtu (27/01/16).
Ia pun, kesal dengan tindakan pihak keamanan yang bertugas di daerah itu selalu, melemahkan martabat orang melalui kata-kata (kekerasan verbal).
Kata dia, Kekerasan verbal merupakan sebuah wujud bentuk lain dari pada orogansi kekuasaan belasar suku, agama dan budaya lain maka itu, Komisioner HAM Rebuplik Indonesia Natalius Pigai, berharap kedepan jangan ada kekerasan kata-kata kepada orang papua.
"Kau ngapain datang ke papua kalau mau merendakan martabat orang papua, lebih baik kau tinggal di tanah asalnya," beber Pigai dengan nada kesal.
Salah satu pemuda Ferdinan Tebay, kepada media kabarmapegaa.com menjelaskan, sejak di tahan polsek kamu sering aparat keluarkan kata kekerasan verbal seperti, orang papua dasar, bodoh, inilah saatnya apa yang kita tunguh-tungguh kita, perang saja.
"Saat itu, kami tiga orang di tahan polsek hanya mau tanyakan alasan apa sekertaris kampung Yotapuga Nolas Douw. Koh mau tanya itu saja kami dimasukan dalam sel setengah hari," ungkap tebay
Liputor:Martinus Pigome
Editor: Andy-Go