BERITA MALUKU. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kota Ternate, Maluku Utara (Malut), mengantongi kebutuhan sekolah yang ada di tiga daerah terluar, terutama untuk penempatan tenaga guru.
Kadikbud Ibrahim Muhammad di Ternate, Selasa (7/2/2017) mengatakan, Diknas sudah mengantongi kebutuhan di tiga daerah terluar dan nantinya dikaji kembali agar cepat diselesaikan.
"Tidak begitu sulit namun ada ditemui sedikit masalah, karena kalau memindahkan guru ke tempat lain maka harus dipertimbangkan jam mengajarnya untuk bisa memenuhi sertifikasi atau tidak," ujarnya.
Sehingga masalah itu bisa melahirkan komperenshif dan untuk kekuarangan guru mata pelajaran sesuai dengan identifikasi di kecamatan moti Bahasa indonesia Fisika dan penjas, sementara di Hiri adalah matimatika, sedangkan di wilayah Batang Dua masih dalam proses panggilan UPTD-nya.
Menurutnya, langkah penyelesaian masalah ini perlu di percepatkan mengingat karena ini mendekati momonetum ujian nasional.untuk itu, Dikbud akan mengkonsultasikan pak walikota agar masalah ini bisa teratasi.
"Penanganan guru bukan menjadi persoalan jumlah tetapi yang menjadi masalah adalah mata pelajaranya.oleh karena itu, Saya akan sunggu-sungguh berpikir masalah itu,"ujarnya.
Ibrahim menuturkan, Dikbud benar mengerti apa yang manjadi kebutuhan sekolah dan turut memprihatinkan.
Oleh karena itu, pihaknya berjanji paling lambat Jumat depan untuk mengahadap ke wali kota guna membicarakan masalah pendidikan di daerah terluar.
"Saya berharap, masyakat yang ada di daerah terluar khususnya sekolah yang kebutuhannya belum terpenuhi agar bersabar dan Dikbud tidak tinggal diam tetapi mencari solusi terbaik agar menyelesikan masalah tanpa ada beban masalah baru," katanya.
Dia menambahkan, Wali Kota Ternate memiliki obsesi besar bahwa pendidikan tidak perlu lagi membebani orang tua siswa, supaya nanti orang tua tidak merasa terbebani pendidikan di kota ini.
Kadikbud Ibrahim Muhammad di Ternate, Selasa (7/2/2017) mengatakan, Diknas sudah mengantongi kebutuhan di tiga daerah terluar dan nantinya dikaji kembali agar cepat diselesaikan.
"Tidak begitu sulit namun ada ditemui sedikit masalah, karena kalau memindahkan guru ke tempat lain maka harus dipertimbangkan jam mengajarnya untuk bisa memenuhi sertifikasi atau tidak," ujarnya.
Sehingga masalah itu bisa melahirkan komperenshif dan untuk kekuarangan guru mata pelajaran sesuai dengan identifikasi di kecamatan moti Bahasa indonesia Fisika dan penjas, sementara di Hiri adalah matimatika, sedangkan di wilayah Batang Dua masih dalam proses panggilan UPTD-nya.
Menurutnya, langkah penyelesaian masalah ini perlu di percepatkan mengingat karena ini mendekati momonetum ujian nasional.untuk itu, Dikbud akan mengkonsultasikan pak walikota agar masalah ini bisa teratasi.
"Penanganan guru bukan menjadi persoalan jumlah tetapi yang menjadi masalah adalah mata pelajaranya.oleh karena itu, Saya akan sunggu-sungguh berpikir masalah itu,"ujarnya.
Ibrahim menuturkan, Dikbud benar mengerti apa yang manjadi kebutuhan sekolah dan turut memprihatinkan.
Oleh karena itu, pihaknya berjanji paling lambat Jumat depan untuk mengahadap ke wali kota guna membicarakan masalah pendidikan di daerah terluar.
"Saya berharap, masyakat yang ada di daerah terluar khususnya sekolah yang kebutuhannya belum terpenuhi agar bersabar dan Dikbud tidak tinggal diam tetapi mencari solusi terbaik agar menyelesikan masalah tanpa ada beban masalah baru," katanya.
Dia menambahkan, Wali Kota Ternate memiliki obsesi besar bahwa pendidikan tidak perlu lagi membebani orang tua siswa, supaya nanti orang tua tidak merasa terbebani pendidikan di kota ini.