Jakarta, infobreakingnews - Semakin jelas motiv sejumlah anggota teroris dibalik aksi besar besaran di Jakarta itu memiliki rencana jahat ingin mengibarkan bendera si jahanam ISIS di Istana Negara tercinta ini.
Dan secara keras Mabes Polri kembali menyebutkan keberhasilan Densus 88/Antiteror Polri yang menangkap sembilan orang terduga teroris Khafilah Syuhada Al Hawariyun yang terafiliasi dengan ISIS dan hendak mendompleng demo Aksi Bela Islam 4 November lalu itu.
Kelompok yang juga mengirimkan WNI ke Suriah dan dipimpin oleh Saulihun alias Abu Nusaibah alias Abu Hilya alias Abu Husnia alias Abu Faqih alias Abu Islam alias Abu Hasan alias Abu Ikhsan alias Pak Slamet itu bertekad menjadi "serigala".
"Target mereka ikut perjuangan Daulah Islam. Mereka menyebut lebih baik jadi serigala satu hari dari pada jadi kambing sepanjang masa. Grup ini telah melakukan pemetaan lokasi strategis dan mereka ingin manfaatkan aksi demo 4/11 kemarin," kata Kadiv Humas Polri Irjen boy Rafli Amar di Mabes Polri Rabu (30/11).
Kalau mereka berhasil, masih kata Boy, mereka punya plot untuk menerobos ke istana dan hendak mengibarkan bendera ISIS menggantikan sang saka merah putih. Jika itu sampai terjadi maka secara simbol mereka ingin menyampaikan pesan jika ISIS sudah berkuasa.
"Makanya, walau ini kelompok kecil, tapi tak bisa dipandang remeh. Mereka mencoba mengembangkan pengaruh menjadi besar. Istilah makar itu terkonfirmasi (dengan ini) di mana mereka ingin mendirikan negara Islam mencari momen masyarakat luas," tambahnya.
Seperti diberitakan selain Abu Nusaibah, delapan orang yang lain adalah Alwandi Supandi alias Abu Usama alias Aseng alias Sabeni. Pelaku adalah amir Khafilah Syuhada yang membawahi tiga khalifah yaitu Khalifah Usman bin Affan, Umar bin Khatab, dan Ali bin Abi Thalib. Pelaku juga punya afiliasi dengan mendiang Fauzan Al Anshari.
Tersangka ketiga adalah Reno Suhartono alias Kholid alias Jack alias Alex. Pelaku ini ikut membuatkan KTP, dan paspor bagi WNI yang hendak ke Suriah. Lalu Dimas Adi Saputra alias Abu Khotob yang juga terlibat memfasilitasi WNI ke Suriah dan diperintah Saulihun untuk ikut demo ricuh di Penjaringan, Jakarta Utara.
Lalu ada tersangka Wahyu Widada alias Abu Karim yang juga sudah ikut idad dan Ibnu Aji Maulana yang bergerak di bagian media sekaligus moderator whatsapp bernama Al–Gurobah. Tiga tersangka terakhir adalah Fuad alias Abu Ibrohim, Zubair, dan Agus Setiawan. Para tersangka itu dijerat Pasal 15 UU 15/2003 tentang permukatan jahat.
Sampai hari ini pihak aparat terkait masih mengejar sejumlah orang yang ikut terlibat dalam pergerakan ISIS di Indonesia, yang memang sangat menginginkan kondisi ummat di Indonesia selalu tercabik-cabik. *** Dani Setiawan.