Kakak terduga teroris Nur Silihin, M.Basor (tengah) menceritakan sosok adiknya yang dikenal baik dan mudah bergaul. (foto: teg-ib) |
Ia adalah Nur Solihin, salah satu terduga teroris perakit bom panci yang ikut ditangkap Densus 88 Antiteror Mabes Polri di Kalimalang Bekasi, Sabtu (10/12) lalu. Ternyata setelah diusut merupakan warga asal RT 02 RW 06 Dukuh Bulakan Desa Pilang Kecamatan Randublatung.
Orangtua Nur Solihin yang ada di Dukuh Bulakan yakni Bapak Nur Huda dan Ibu Marfuah saat dimintai keterangan terkait anaknya, Selasa (13/12) kemarin masih tampak shock dan sedih. Mereka tidak menyangka anak ketiganya tersebut terlibat jaringan teroris yang akan melakukan pengeboman di Istana Negara.
Dimata keluarganya, Nur Solihin dikenal sebagai pribadi yang baik dan mudah bergaul. Sejak kecil hingga sekolah MTs ia terbuka dengan teman-temannya. Hal itu disampaikan oleh ayah Nur Solihin, Nur Huda. Sedangkan sang ibu masih tampak bersedih dengan ditemani para kerabat.
Adapun kakak kandung Nur Solihin, M Basor menceritakan bahwa setelah lulus Madrasah Tsanawiyah di Randublatung, adiknya tersebut pergi ke Kediri untuk melanjutkan jenjang pendidikan di sebuah pondok pesantren. "Baru pada tahun 2010 ia mulai tinggal di Solo untuk kuliah. Sejak itu ia jarang pulang dan menikah dengan gadis Solo," ujar M Basor.
Sambil terisak sedih, Ibu Marfuah mengatakan bahwa beberapa hari lalu anak ketiganya itu sempat menghubungi keluarga kalau akan pulang ke kampung. Namun justru mendapat kabar ditangkap Densus 88 Anti Teror Mabes Polri di Bekasi.
"Wingenane nembe mawon telpon, ngabari nek bade wangsul. Malah sempat ngirimke arta Rp 200 ewu kagem kula," ungkap Marfuah dalam bahasa jawa.
Sejak kuliah, kerja dan menikah dengan gadis Kota Solo, ia tinggal bersama mertuanya. Hanya saja setiap pulang kampung dan ditanyai apa jenis pekerjaannya, ia tidak menjelaskan secara jelas. Nur Solihin hanya bilang kerja kantoran.
Ulil Alim salah satu tetangganya juga ikut kaget ketika mendengar Nur Solihin terlibat aksi terorisme, bahkan ia diduga kuat menjadi perakit bom panci yang akan diledakkan di Istana Negara. "Saya ya kaget mas, padahal kalau pulang kampung ya baik. Mudah bergaul," kata Ulil.
Bapak dan Ibunya sudah ikhlas jika memang anaknya bersalah untuk bisa diproses sesuai hukum yang berlaku. Namun keluarga masih berharap agar Nur Solihin bisa kembali pulang kumpul lagi dengan kerabat di kampung.
Untuk diketahui, selain menangkap Nur Solihin di Bekasi. Densus 88 Anti Teror Mabes Polri juga menggeledah dan menangkap istri Nur Solihin yang tinggal di Solo beserta bayinya untuk diperiksa. (teg-infoblora)