Havana, infobreakingnews - Mengenang sang maestro Fidel Castro, mantan pemimpin Kuba yang meninggal dunia pada usia 90 tahun, dan sempat berkuasa selama 50 tahun hingga menjadikannya sebagai Bapak Gerakan Revolusi Sosial yang paling fenomenal.
Bukan saja dari penampilannya yang sangat mudah dikenali tetapi juga dalam sikap dan prinsip yang dianutnya. Nama Fidel Castro sangat erat dengan gerakan revolusi, perang dingin, pertarungan antara Timur dan Barat, Utara dan Selatan, serta komunisme dan kapitalisme.
Sepanjang kepemimpinannya di Kuba hingga ajal menjemputnya, Fidel Castro tetap sama yakni menjadi simbol revolusi. Ia adalah salah satu tokoh komunis yang masih bertahan di tengah anjloknya paham komunisme itu sendiri.
Di bawah kepemimpinannya, Ffidel Castro terus bertarung melawan Amerika Serikat, embargo ekonomi dan perdagangan, serta pasar bebas yang dianggapnya sebagai setan. Saat memimpin Kuba, Fidel Castro banyak dipuji oleh pemimpin-pemimpin di Amerika Latin atas kegigihannya berjuang melawan kapitalisme yang dianggap sebagai penjajah. Ia terus berjuang untuk mempertahankan Kuba sebagai negara yang sangat sosialis.
Ia juga berjuang membangun pelayanan kesehatan yang baik buat warga Kuba dan mengirimkan para dokter ke luar negeri untuk membantu mereka yang membutuhkan pertolongan. Bahkan, ia pun tak segan-segan mengirimkan pasukan ke luar negeri seperti ke Angola dan Ethiopia untuk membantu pergerakan revolusi rekan-rekannya tersebut.
Kendati demikian, Fidel Castro juga mendapatkan banyak kecaman dari berbagai pihak, terutama terkait dengan intoleransi, membiarkan rakyatnya menderita kelaparan, dan menolak berbagai keuntungan yang bisa didapatkan dari sistem liberalisasi ekonomi, sebagaimana yang telah pula dirasakan oleh negara komunis lainnya yakni Tiongkok.
Embargo ekonomi dan perdagangan yang dilakukan oleh AS terhadap Kuba, bukan hanya menjadi senjata bagi AS untuk mengisolasi Kuba, tetapi juga menjadi senjata bagi Castro sebagai pembenaran terhadap kondisi kemiskinan yang dialami rakyatnya.
Kondisi kesehatan Fidel Castro yang mulai memburuk setelah operasi yang harus dijalaninya pada tahun 2006 lalu, memaksa pemimpin Kuba tersebut untuk meletakkan jabatannya dan menyerahkan tongkat kepemimpinan kepada adiknya, Raul Castro pada tahun 2008 silam.
Sejak saat itu, Fidel Castro pun jarang tampil di muka umum hingga akhir hayatnya. Kendati demikian, paham dan kegigihannya melakukan perlawanan terhadap Barat dan keteguhannya mempertahankan paham komunis yang kian meluntur di berbagai belahan dunia, akan tetap menjadi catatan sejarah yang tak bakal dilupakan. *** Emil Simatupang.