Komisi C DPRD Jateng Belajar Barongan dan Batik Blora

Anggota Komisi C DPRD Jawa Tengah saat kunjungan kerja di DPPKKI belajar seni budaya barongan. (foto: rs-ib)
BLORA. Lantaran penasaran dengan seni budaya Kabupaten Blora, anggota Komisi C DPRD Jawa Tengah pada hari Kamis (24/11) menyempatkan diri melaksanakan kunjungan kerja ke Blora untuk mengenali serta belajar tentang seni barongan serta batik. Rombongan berjumlah 10 orang dari Kota Semarang ini dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi C DRPD Jateng Hj. Sri Hartini ST.

Kedatangannya diterima langsung oleh Kepala Dinas Perhubungan Pariwisata Kebudayaan Komunikasi dan Informatika (DPPKKI) Kabupaten Blora, Slamet Pamudji SH, M.Hum di pendopo kantornya.

"Saya dan teman-teman tertarik dengan barongan Blora sejak ditampilkan di TMII bulan lalu. Saat itu kami tidak bisa menyaksikan pertunjukan hingga selesai, sehingga kini ingin mengetahui kesenian ini yang kabarnya sangat terkenal di Kabupaten Blora dibanding wilayah lainnya," ucap Hj. Sri Hartini ST.

Kepada anggota dewan Jateng tersebut, Slamet Pamudji menjelaskan bahwa barongan memang merupakan kesenian rakyat yang telah mendarah daging di Kabupaten Blora. Hal itu dibuktikan dengan banyaknya kelompok paguyuban seni barongan hingga pelosok desa.

"Jumlahnya sampai 500 grup lebih, melebihi jumlah desa yang ada di Kabupaten Blora yakni 295. Bisa dikatakan ada beberapa desa yang memiliki seni barong lebih dari satu paguyuban," jelasnya.

Mengenali teknik colet saat mengunjungi perajin Batik Blora. (foto: rs-ib)
Ia mengemukakan bahwa seni barong sendiri merupakan perwujudan gembong amijoyo, sesosok harimau besar penunggu alas jati wengker yang dipercaya oleh warga sebagai hutan jati Kabupaten Blora.

Sebagai bentuk dukungan pengembangan seni budaya, Pemkab Blora saat ini pun menggelar Festival Barongan secara rutin sebagai agenda tahunan yang tahun 2016 telah diselenggarakan kali ketiga.

Setelah mendengarkan penjelasan dari DPPKKI, Komisi C DPRD Jateng pun menyatakan dukungannya agar barongan bisa menjadi branding Kabupaten Blora dalam hal promosi pariwisata. Khususnya wisata budaya, karena sudah beberapa kali barongan Blora telah tampil di berbagai ajang tingkat daerah, nasional hingga internasional.

"Kami dukung jika Blora dibranding sebagai Kota Barongan. Salah satu kesenian rakyat yang merakyat," kata Hj. Sri Hartini ST.

Usai belajar barongan, mereka bertolak ke perajin batik Blora karena penasaran ingin mengenali produk kerajinan UMKM ini yang belum lama ditampilkan dalam acara kunjungan kerja Perdana Menteri Singapura di Semarang.

Perajin yang dituju pertama kali adalah Batik Nimas Barokah Beran, yakni perajin batik yang menjadi langganan Pak Gubernur Ganjar Pranowo untuk membuatkan batik. Disini, para wakil rakyat mengenali teknik pewarnaan colet yang beda dengan para kebanyakan perajin batik.

"Ternyata dengan teknik colet, bisa mendapatkan warna kain yang warna-warni dengan cepat. Tidak harus menunggu dicelup satu-satu seperti batik pada umumnya. Perpaduan warnanya juga bagus," ucap Sri Hartini sambil melihat pekerja batik sedang nyolet warna.

Tak hanya ke Nimas Barokah, rombongan juga mengunjungi perajin batik lainnya yang letaknya tidak jauh dari perajin pertama. Yakni perajin Batik Triji. Dari kedua lokasi ini mereka membeli beberapa contoh batik Blora dengan motif barongan, kayu jati dan lainnya. (ag-infoblora)

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :