Dandim 0619/Purwakarta Tanam Perdana Padi Organik di Cibatu


SJO PURWAKARTA - Atas keberhasilan program ketahanan pangan, Kabupaten Purwakarta, langsung mendapat perhatian dari Kementerian Pertanian, yakni dengan ditunjuknya Purwakarta sebagai salah satu pilot percontohan pengembangan padi menuju organik. Ada pun penanaman perdana dilakukan di Desa Cilandak, Kecamatan Cibatu Kabupaten Purwakarta, Senin (28/11).

Dandim 0619/Purwakarta Letkol Inf Ari Maulana S.Sos mengatakan, program ketahanan pangan yang dicapai di Tahun 2016 jauh melebihi target.

"Dengan lahan seluas 17.000 hektare, petani kita bisa menghasilkan panen setara 40.000 hektare. Mengapa demikian, karena dari lahan seluas 17.000 hektare tersebut bisa dilakukan 2 - 3 kali panen." ujar Dandim.

Meski surplus, namun kesejahteraan petani di Purwakarta masih belum terbilang baik.

"Indikasi keberhasilan ketahanan pangan itu ada dua, pertama kita tak lagi mengimpor beras, dan kedua terwujudnya kesejahteraan petani. Karena itu, meski kita sukses melebihi target panen, namun kesejahteraan petani tetap kita perhatikan." kata Dandim.

Ada pun pada pilot percontohan ini, kata Dandim, padi yang ditanam adalah padi organik.

"Pada proses penanamannya, padi ini tidak memakai bahan kimia atau insektisida. Hitungannya, bila 1 kilogram beras nonorganik (beras biasa, red) memiliki nilai jual Rp7.000-8.000, maka 1 kilogram beras organik memiliki harga jual Rp20.000." ujarnya.

Pada tahap awal, sambung Dandim, padi organik yang ditanam seluas 40 hektare terlebih dahulu.

"Harapan saya, percontohan ini bisa menuai hasil maksimal demi terciptanya kesejahteraan petani yang bermuara pada ketahanan pangan itu sendiri." ucapnya.

Yang menarik, pada proses penanaman awal padi organik tersebut melibatkan para pelajar.

"Sesuai dengan koordinasi Kodim dengan Pemerintah Daerah (Pemda) bahwa, dalam setiap kesempatan harus melibatkan pelajar dari tingkat SD, SMP, hingga SMA. Harapannya dapat menumbuhkan semangat ketahanan pangan juga agar para pelajar ini tidak meninggalkan budaya kita." Terang Dandim.

Menurut, Kepala Dinas Pertanian Purwakarta Ir H Agus R Suherlan MM mengatakan, melalui pilot percontohan pengembangan padi menuju organik ini, diharapkan dapat meningkatkan kualitas padi yang dipanen.

"Penanaman padi organik ini perlakuannya berbeda. Termasuk menyesuaikan unsur hara tanah untuk tanam padi organik. Dalam masa penyesuaian membutuhkan tiga kali masa tanam hingga mendapat komposisi hara tanah yang cocok." kata Agus.

Agus menambahkan, dengan penggunaan pupuk yang harus organik.
"Untuk saat ini kita masih mendapat bantuan dari Kementerian Pertanian. Namun ke depan, petani bisa membeli pupuk organik yang sudah jadi dan siap pakai atau bisa membuatnya sendiri." ujarnya.

Dijelaskan, jika padi organik sudah bisa ditanam secara normal, maka dari kuantitas hasilnya tak akan jauh berbeda dari beras nonorganik.
"Malah dengan kuantitas yang sama per hektarenya kita bisa mendapatkan padi jauh lebih berkualitas." Jelas Agus.

Sementara, dengan serapan padi organik di pasaran sangat tinggi. Namun, hingga saat ini kita belum bisa memenuhi permintaan pasar.
"Padi organik ini banyak diburu, selain rasanya lebih enak juga kandungan nutrisinya tinggi, dan residunya pun sangat sedikit." Pungkas Agus. (DeR)

Subscribe to receive free email updates: