BERITA MALUKU. Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Maluku Utara (Malut) terus mengupayakan daerah ini bisa mengekspor langsung komoditas perikanan ke negara tujuan, tanpa melalui daerah lain di Indonesia.
"Komoditas perikanan kita selama ini diekspor melalui daerah lain, seperti Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan dan Jawa Timur, tetapi saat diekspor dari daerah itu tidak lagi tercatat sebagai komoditas perikanan asal Malut," kata Kepala DKP Maluku Utara Buyung Radjiloen di Ternate, Senin (24/10/2016).
Komoditas ikan tuna asal Malut yang diekspor dari Bitung, Sulawesi Utara, misalnya, semuanya tercatat sebagai ikan tuna asal daerah itu, sehingga Malut sulit mengetahui angka pasti ikan tuna asal daerah ini yang diekspor setiap tahunnya.
Menurut Buyung Radjiloen, pihaknya terus mendorong perusahaan perikanan yang ada di Malut maupun di daerah lain agar jika mengekspor komoditas perikanan Malut dapat merealisasikan ekspornya langsung dari pelabuhan yang ada di daerah ini.
Kalau pun terpaksa masih menggunakan pelabuhan di daerah lain mengurus dokumennya di Malut agar tercatat sebagai komoditas perikanan di daerah ini, sehingga DKP Malut juga bisa mengetahui perkembangan volume dan nilai ekspornya setiap tahun.
Buyung Radjiloen mengatakan, DKP Malut kini terus pula menyiapkan berbagai infrastruktur untuk mendukung kelancaran ekspor komoditas perikanan langsung dari Malut, di antaranya dengan menyiapkan tiga klaster pengembangan industri perikanan.
Tiga klaster pengembangan industri perikanan itu berada di Pelabuhan Perikanan Nusantara Ternate di Kota Ternate, Pelabuhan Nusantara Tobelo di Kabupaten Halmahera Utara dan Pelabuhan Panamboang di Kabupaten Halmahera Selatan.
"Ketiga klaster pengembangan industri perikanan terserbut, selain disiapkan untuk menudukung kegiatan ekspor komoditas perikanan, juga sebagai lokasi bagi para investor yang ingin membangun industri pengolahan perikanan," katanya menambahkan.
"Komoditas perikanan kita selama ini diekspor melalui daerah lain, seperti Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan dan Jawa Timur, tetapi saat diekspor dari daerah itu tidak lagi tercatat sebagai komoditas perikanan asal Malut," kata Kepala DKP Maluku Utara Buyung Radjiloen di Ternate, Senin (24/10/2016).
Komoditas ikan tuna asal Malut yang diekspor dari Bitung, Sulawesi Utara, misalnya, semuanya tercatat sebagai ikan tuna asal daerah itu, sehingga Malut sulit mengetahui angka pasti ikan tuna asal daerah ini yang diekspor setiap tahunnya.
Menurut Buyung Radjiloen, pihaknya terus mendorong perusahaan perikanan yang ada di Malut maupun di daerah lain agar jika mengekspor komoditas perikanan Malut dapat merealisasikan ekspornya langsung dari pelabuhan yang ada di daerah ini.
Kalau pun terpaksa masih menggunakan pelabuhan di daerah lain mengurus dokumennya di Malut agar tercatat sebagai komoditas perikanan di daerah ini, sehingga DKP Malut juga bisa mengetahui perkembangan volume dan nilai ekspornya setiap tahun.
Buyung Radjiloen mengatakan, DKP Malut kini terus pula menyiapkan berbagai infrastruktur untuk mendukung kelancaran ekspor komoditas perikanan langsung dari Malut, di antaranya dengan menyiapkan tiga klaster pengembangan industri perikanan.
Tiga klaster pengembangan industri perikanan itu berada di Pelabuhan Perikanan Nusantara Ternate di Kota Ternate, Pelabuhan Nusantara Tobelo di Kabupaten Halmahera Utara dan Pelabuhan Panamboang di Kabupaten Halmahera Selatan.
"Ketiga klaster pengembangan industri perikanan terserbut, selain disiapkan untuk menudukung kegiatan ekspor komoditas perikanan, juga sebagai lokasi bagi para investor yang ingin membangun industri pengolahan perikanan," katanya menambahkan.