Ini Baru Pemimpin! Komando Jokowi 2 Kali Berhasil Gerakkan TNI buat 'Gertak' Asing Terobos Natuna










Jokowi di Natuna

Berita Metropolitan – Untuk kedua kalinya, Presiden Joko Widodo kembali

menyambangi Kepulauan Natuna, Kepri. Berbeda dengan sebelumnya,

kedatangannya adalah untuk menyaksikan langsung Latihan Bersama Tentara

Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU).


Latihan

tersebut bertajuk Angkasa Yudha 2016 ini. Tema latihan ini yakni,

'Menetralisir Kekuatan Udara Lawan dan Melaksanakan Operasi Dukungan

Udara Terhadap Kekuatan Laut Maupun Kekuatan Darat Dalam Rangka Menjaga

Kedaulatan NKRI'.


Lewat latihan ini, TNI AU benar-benar

menunjukkan kekuatannya di hadapan presiden. Matra udara pertahanan

Indonesia ini sampai mengerahkan 73 pesawat dan 2.000 personel secara

besar-besaran.


Sekitar pukul 09.20 WIB, atraksi Angkasa Yudha

memulai dengan meluncurkan pesawat tempur jenis Sukhoi SU 27/30. Dengan

ketinggian 200 meter dari permukaan laut, Sukhoi SU 27/30 menukik bom ke

arah musuh.


Dalam latihan ini, musuh diserupakan dalam bentuk kapal nelayan asing di tengah laut Natuna.


Atraksi

berikutnya dilakukan pesawat tempur F-16. F-16 melakukan serangan

strategis dari udara dengan ketinggian 200 meter dari permukaan laut.


Usai

F-16 bermanuver, kini giliran 4 pesawat tempur Tucano dan 4 pesawat

Hawk melakukan serangan udara langsung ke arah musuh. Serangan ini untuk

membantu gerak maju pasukan kawan. Dari ketinggian 200 meter dari

permukaan laut, pesawat Tucano dan Hawk menukik sekitar sepuluh bom.


Selanjutnya,

diluncurkan 6 pesawat C-130 yang memboyong 320 personel satuan tempur

secara static dan 2 pesawat CN-295 yang membawa 88 personel secara free

fall (terjun bebas). Manuver pesawat C-130 dan CN-295m dikawal langsung

pesawat F-16 untuk memastikan tidak adanya serangan udara mendadak dari

musuh.


Latihan besar-besaran ini mendapatkan perhatian penuh dari

media internasional. Banyak yang melihat militer Indonesia tengah

bersiap-siap menghadapi gejolak di Laut China Selatan (LCS), di mana

China dan sejumlah negara di Asia Tenggara saling mengklaim kawasan laut

seluas 3,5 juta km persegi.


Meski demikian, Menteri Luar Negeri

Retno Marsudi memastikan latihan itu tidak terkait dengan meningkatnya

tensi di LCS. Sebab, latihan itu sepenuhnya dilakukan di dalam wilayah

Indonesia dan tidak sekalipun menyentuh batas terluat Laut Natuna.


"Ini

bukan latihan udara pertama yang kami lakukan. Kami sudah melakukannya

berkali-kali. Latihan militer ini digelar oleh militer Indonesia di

wilayah Indonesia. Bukan LCS, tapi Natuna," tegasnya seperti dikutip

dari thediplomat.com, Minggu (9/10).


"Kami ingin memperkuat ekonomi di area perbatasan dan meningkatkan pertahanan dan keamanan di wilayah itu," lanjutnya.


Kedatangan

Jokowi ke Natuna ini bukan untuk pertama kalinya. Pada 23 Juni lalu,

Jokowi untuk pertama kalinya memberikan gertakan terhadap China, yang

sempat menerobos perbatasan Indonesia di Laut Natuna.


Coast Guard

China, saat itu tengah berupaya membebaskan warganya yang dibekuk

aparat Indonesia. Kejadian itu telah berlangsung dua kali, namun

kejadian terakhir mereka harus menghadapi kapal perang TNI AL.


Mereka

terus membuntuti kapal perang Indonesia hingga melewati perbatasan,

hingga TNI AL terpaksa menerjunkan kapal lain untuk memberikan bantuan.

Kejadian ini ternyata membuat Jokowi marah.


Selang beberapa hari,

Jokowi langsung berangkat ke Natuna. Di sana, dia menggelar rapat di

atas KRI Imam Bonjol, kapal juga bergerak menuju lokasi kejadian, di

mana kapal China mengekor kapal perang Indonesia.


Kejadian ini membuat heboh dunia, bahkan Filipina ikut memberitakannya.(merdeka.com)







Subscribe to receive free email updates: