Berita Metropolitan – Ketua DPP Demokrat, Khatibul Umam Wiranu menjelaskan bahwa kutipan Al Maidah ayat 51 telah melukai hati dari warga muslim di Jakarta.
Ia menilai bahwa Ahok telah menempatkan ayat itu sebagai objek pembohongan yang memiliki makna larangan untuk memilih pemimpin yang non muslim.
"Ungkapan 'dibohongi pakai surat Al-Maidah 51' sama saja menyinggung dan mendeskreditkan umat Islam yang meyakini kebenaran ajaran agamanya," terang Khatibul dikutip Berita Metropolitan.
Ahok dan SBY.
Sebagai seorang Gubernur, Ahok seharusnya bisa menjaga perilakunya sesuai dengan fungsi, tugas serta kewenangannya.
Ia menilai Ahok telah menunjukkan sikap yang tidak pantas dengan melakukan eksploitasi keyakinan ajaran agama Islam demi kepentingannya.
"Pernyataan tersebut telah menunjukkan bahwa ia telah menjadikan teks kitab suci yang dipandang sakral sebagai instrumen politik dan membawanya ke panggung politik praktis," ungkap Khatibul menegaskan.
Ia pun mendesak untuk Ahok agar bisa mengutarakan permohonan maaf atas pernyataanya itu ke semua warga DKI Jakarta baik yang muslim ataupun yang non-muslim.
"Tapi juga kepada seluruh masyarakat yang beragama selain Islam," terangnya.
Ia juga mengharapkan bahwa peristiwa itu menjadi peristiwa yang terakhir dan Ahok harus dapat menunjukkan bahwa dirinya adalah figur yang memiliki kesalahan dan tak selalu benar.
"Menjelang Pilkada DKI Jakarta 2017, Ahok harus memberi contoh tentang pemimpin yang menghargai perbedaan, tidak mengekploitasi perbedaan dan menjadikannya musuh untuk kepentingan politik praktis," tutupnya.
#PenistaanAgama
Penulis: Kevin