"Target produksi padi untuk tahun ini mencapai 1,78 juta ton untuk Kabupaten Indramayu," kata Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Indramayu Firman Muntako, Selasa, 13 September 2016.
Firman menjelaskan, kondisi pertanian tahun ini memang diuntungkan oleh kondisi cuaca yaitu kemarau basah. Dibandingkan tahun lalu, intensitas hujan dan suplai air ke sawah-sawah tahun ini jauh lebih banyak.
Tanaman padi milik petani pun tidak mengalami kekeringan. "Bahkan petani yang biasanya menelantarkan sawahnya seusai panen pertama, kini banyak yang kembali melakukan penanaman untuk musim kedua," kata Firman.
Dampaknya, luas tanam panen padi gadu (kering) di Kabupaten Indramayu pun bertambah. Awalnya target luas tanam gadu tahun ini hanya sekitar 110 ribu hektare. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam kunjungannya ke Kabupaten Indramayu beberapa waktu lalu menambah target itu menjadi 200 ribu hektare.
Para petani pun berpesta. Meski tengah panen raya, harga gabah tak kunjung turun, bahkan tergolong tinggi. Harga gabah kering panen (GKP) rata-rata mencapai Rp 4.500 hingga Rp 4.900 perkilogram. Padahal harga pembelian pemerintah (HPP) untuk GKP hanya sebesar Rp 3.700 perkilogram di tingkat petani.
Sedangkan harga gabah kering giling (GKG) saat ini sudah mencapai Rp 5.500 perkilogram. Padahal harga pembelian pemerintahh untuk GKG hanya sebesar Rp 4.600 perkilogram di penggilingan dan Rp 4.650 perkilogram di gudang Bulog. "harga gabah di musim gadu memang tinggi. Padahal saat ini masih panen raya," kata Wakil Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Indramayu, Sutatang.
Tingginya harga gabah tersebut menurut Sutatang dipengaruhi oleh kualitas gabah yang cukup bagus. "Karena selama tanam gadu tahun ini, tanaman padi tidak pernah mengalami kekurangan air," kata Sutatang. Selain itu serangan hama pun bisa dkendalikan sehingga tidak menyebar dengan luas.
Fenomena La Nina menurut Sutatang membuat petani di Kabupaten Indramayu tidak mengalmai kesulitan air seperti tahun-tahun sebelumnya. "Bahkan mereka ada yang melakukan tanam gadu kedua karena melihat masih banyaknya air di saluran irigasi saat ini," kata Sutatang.
(Sumber : TEMPO.CO / Foto : Dedhez Anggara)