Antara Santun Dan Keras


"Antara Santun Dan Keras"

Oleh: Ust. Komiruddin Imron

Ada saatnya kita harus berkata santun, juga ada saatnya berkata keras. Jangan santun saat diperlukan keras atau keras saat seharusnya santun.

Kalau ada maling sudah masuk ke rumah, jangan berkata santun.... "silahkan.... Ini kunci motornya..... Ini kunci berangkasnya..... ". Tapi yang benar adalah anda berteriak "Maling!".

Ketika ada seorang residivis mau bertobat, jangan dibentak. Tapi bisikan di telinganya bahwa Allah Maha Pengampun.

Begitulah Allah memberikan sifat pada generasi pertama dari umat ini.

مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ ۚ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ

"Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka." (Qs, 48:29)

Ketika orang belum tahu tentang sesuatu, jangan dibentak atau dicemooh. Tapi ajarkanlah dengan santun. Begitu yang dicontohkan baginda Rasulullah SAW saat ada seorang arab badui yang kencing di pojok masjid.

Dari Anas bin Malik radhiyallahu anhu, beliau berkata:

"Seorang Arab Badui pernah memasuki masjid, lantas dia kencing di salah satu sisi masjid.

Lalu para sahabat menghardik orang ini. Namun Nabi shallallahu alaihi wa sallam melarang tindakan para sahabat tersebut.

Tatkala orang tadi telah menyelesaikan hajatnya, Nabi shallallahu alaihi wa sallam lantas memerintah para sahabat untuk mengambil air, kemudian bekas kencing itu pun disirami."

(HR. Bukhari no. 221 dan Muslim no. 284)

Dan sebaliknya, terhadap kaum kafir yang menampakkan permusuhan...

Setiap mukmin juga wajib bersikap keras dan kasar.

Tentu tidak ada kata santun terhadap orang yang mengganggu marwah kita, menginjak injak harga diri kita dan menodai kehormatan kita.

"Hai orang-orang yang beriman, perangilah orang-orang kafir yang di sekitar kamu itu, dan hendaklah mereka menemui kekerasan daripadamu, dan ketahuilah, bahwasanya Allah beserta orangorang yang bertakwa." (QS.9: 123)

Begitulah, santun dan keras dua kondisi yang harus menjadi sifat bagi setiap muslim. Menempatkan masing masing pada tempatnya akan menimbulkan energi yang positip dalam mengarungi bahtera kehidupan.

(Natar, 30/9/2016)


Subscribe to receive free email updates: